Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengingatkan untuk tetap mewaspadai dampak pandemi Covid-19 kendati sejumlah indikator ekonomi menunjukkan tren positif.
Hal itu diungkapkan Kepala Negara saat menemui para ketua dan sekjen partai politik koalisi pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8/2021). Video pertemuan itu baru saja diunggah oleh akun Youtube resmi milik Sekretariat Presiden, Sabtu (28/8/2021) siang.
"Ada optimisme positif, tetapi juga kita tetap harus berada pada posisi kewaspadaan karena memang selalu dalam posisi kehati-hatian, sulit dihitung dan sulit dikalkulasi [dampak pandemi]," ujarnya.
Dia mengakui bahwa penanganan ekonomi di tengah pandemi ini erat kaitannya dengan pengendalian kasus Covid-19. Rumusnya, jelas dia, bila kasus Covid-19 menurun maka ekonomi meninkat dan sebaliknya jika kasus wabah naik, maka ekonomi menurun turun.
"Nah, mencari ekuilibrium, mencari keseimbangan di situlah yang paling sulit disesuaikan dengan keadaan lapangan yang juga medan di Indonesia tidak mudah karena berpulau-pulau dan untuk distribusi vaksin saja, distribusi obat-obatan saja memerlukan waktu yang tidak sedikit," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memaparkan sejumlah indikator ekonomi terkini. Pada kuartal II/2021, jelasnya, pertumbuhan ekonomi nasional melonjak ke 7,07 persen setelah pada kuartal sebelumnya masih minus 0,7 persen. Inflasi, sambung dia, juga relatif terkendali bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
Baca Juga
Grafik perkembangan investasi di Indonesia - Youtube/Sekretariat Presiden
Nilai ekspor, kata Kepala Negara, juga bertumbuh 31,8 persen pada kuartal II/2021. "Eksport di bidang pertanian yang kita juga kaget. Ada sebuah kenaikan yang lumayan signifikan dan barang-barang yang lain."
Kondisi itu, kata Jokowi, membuat pemerintah optimistis. Apalagi, konsumsi masyarakat pada kuartal II/2021 juga bertumbuh dengan investasi mencapai 7,5 persen. Selain itu, dia memaparkan indeks kepercayaan pemerintah juga meningkat dari 97,6 menjadi 115,6.
