Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan sejumlah instansi untuk mengawal khasiat, keamanan, dan mutu vaksin Covid-19 dalam proses distribusi yang dinilai cukup menantang. Terutama untuk vaksin yang memerlukan suhu hingga -80° Celcius.
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan kerja sama tersebut dilakukam dengan sejumlah kementerian/lembaga (K/L), antara lain Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kemudian, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan pemerintah daerah.
"Pengawalan dan pengawasan distribusi vaksin melibatkan banyak pihak. Pengawalan khasiat, keamanan, dan mutu vaksin dilakukan melalui berbagai upaya pendampingan," kata Penny dalam rapat dengar pendapat di DPR RI, Rabu (25/8/2021).
Menurut Penny, luasnya wilayah geografis di Indonesia serta penyimpanan vaksin Covid-19 yang membutuhkan penanganan khusus menjadi tantangan tersendiri dalam pendistribusiannya di Tanah Air.
Dalam pemaparannya, Pfizer menjadi platform vaksin Covid-19 yang membutuhkan tempat penyimpanan ultra low temperature freezer dengan suhu -90° celsius hingga -60° celsius. Di suhu 2-8° celsius, setelah 31 hari vaksin tersebut tidak dapat dibekukan kembali.
Baca Juga
Pfizer memang vaksin yang memerlukan pengawasan khasiat, mutu, dan keamanan yang paling ekstra dibandingkan dengan platform lainnya. Moderna, misalnya, yang memerlukan tempat penyimpanan dengan suhu -50° celsius sampai dengan -15° celsius.
Sementara itu, platform lainnya memiliki daya tahan di suhu yang lebih tinggi. Antara lain, Astrazeneca, Sinopharm, Vaksin Covid-19 PT Bio Farma (Persero), dan CoronaVac buatan Sinovac, yang memerlukan penyimpanan dengan suhu 2-8° celsius,