Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Indonesia Dinilai Siap Hadapi Tapering Fed, Ini Buktinya!

Kepala Ekonom HSBC untuk Asean Joseph Incalcaterra menilai pemerintah, khususnya Bank Indonesia sudah cukup siap menghadapi Tapering Fed. Ini alasannya!
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Pengetatan kebijakan moneter oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat atau yang disebut Tapering FED diantisipasi untuk diumumkan pada pekan ini. Pemerintah Indonesia dinilai siap menghadapinya. 

Kepala Ekonom HSBC untuk Asean Joseph Incalcaterra menilai pemerintah, khususnya Bank Indonesia sudah cukup siap menghadapi perkembangan ini dengan intervensi di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan surat berharga negara (SBN).

Selain intervensi BI, dia menuturkan defisit neraca berjalan Indonesia saat ini telah menyusut dibandingkan dengan pengetatan moneter Fed sebelumnya. Hal itu menyebabkan Indonesia lebih tahan terhadap fluktuasi portofolio.

"Saya tidak mengatakan tidak akan ada risiko. Akan ada risiko, tetapi dengan cadangan devisa yang tetap tinggi, dan intervensi Bank Indonesia, saya rasa dampaknya tidak akan terlalu disruptif," katanya kepada Bisnis, Selasa (24/8/2021).

Pemerintah dan Bank Indonesia juga kembali melakukan pembagian beban atau burden sharing dalam mendukung pembiayaan APBN untuk penanganan Covid-19 pada 2021 dan 2022.

Incalcaterra mengatakan pada dasarnya langkah itu menghilangkan sejumlah risiko pasar, meski juga menimbulkan tekanan lain khususnya untuk mata uang pada tahun depan ketika ekonomi telah pulih.

Hal itu akan menjadi tantangan bagi bank sentral untuk menentukan kebijakan yang tepat guna menarik likuiditas pada akhir tahun depan.

"Dalam jangka pendek, risiko dari tapering kurang dari masa lalu dan tampaknya pemerintah telah mengambil antisipasi untuk menghadapi hal ini," lanjutnya.

Tapering Fed pada 2013 pernah menimbulkan guncangan pada mata uang dan pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketika itu, pengumuman Gubernur The Fed Ben Bernanke bahwa para pejabat sedang mempertimbangkan untuk berhenti membeli aset, seketika memicu gejolak pasar keuangan yang hebat, atau disebut dengan taper tantrum.

Namun, Pejabat Fed sejauh ini telah berjanji untuk memperbaiki pola komunikasinya agar hal serupa tak terulang pada tapering kali ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper