Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan perkembangan harga pada Agustus 2021 akan mengalami inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi pada Agustus 2021 secara tahun kalender adalah sebesar 0,85 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,6 persen (year-on-year/yoy).
“Penyumbang utama inflasi Agustus 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,03 persen mtm,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui siaran pers, Jumat (20/8/2021).
Di samping itu, komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah tomat sebesar 0,02 persen mtm, telur ayam ras dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit sebesar -0,05 persen mtm, cabai merah sebesar -0,02 persen mtm, kangkung, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, emas perhiasan dan angkutan antarkota masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.
Erwin menyampaikan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
BI juga akan terus memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.