Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Kanada memilih kebijakan yang berbeda untuk merespons eskalasi perang dagang saat keduanya sama-sama menghadapi risiko kontraksi ekonomi.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu (19/4/2025), Bank Sentral Eropa (The European Central Bank/ECB) memangkas suku bunga acuan untuk ketujuh kali sejak Juni tahun lalu. Kebijakan ini didorong oleh hambatan lebih lanjut bagi Eropa, yang mendorong ekspektasi pasar terhadap pelonggaran tambahan.
Di sisi lain, Bank of Canada memilih untuk mempertahankan pemangkasan suku bunga dalam merespons dampak dari tarif AS, yang dinilai dapat menyebabkan resesi.
Selain keputusan ECB dan Bank of Canada, bank sentral di Korea Selatan, Botswana, dan Namibia mempertahankan suku bunga acuan mereka. Mesir dan Denmark menurunkan suku bunga, sementara pejabat di Turki menaikkan suku bunga dalam langkah yang mengejutkan.
Adapun, Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco Mary Daly mengatakan bank sentral AS kemungkinan besar menahan suku bunga lebih lama hingga akhir tahun karena risiko peningkatan inflasi akibat penerapan tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump.
Daly mengungkapkan risiko peningkatan inflasi pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Konsekuensinya, The Fed harus mempertahankan kebijakan ketat lebih lama daripada yang diperkirakan.
Baca Juga
"Namun, itu tidak berarti kebijakan ketat selamanya karena, pada akhirnya, inflasi akan turun," ujar Daly pada sebuah acara di Universitas California, Berkeley pada Jumat (18/4/2025).
Dia mengaku masih merasa nyaman dengan perkiraan median dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi Fed pada Maret, yang menunjukkan dua kali penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin sepanjang sisa tahun ini.
Daly mengungkapkan jika inflasi akhirnya menurun maka The Fed harus melakukan penurunan suku bunga secara bertahap untuk menstimulus perekonomian. Kendati demikian, kepala The Fed San Francisco itu menekankan pihaknya tidak perlu terburu-buru.
“Kita punya banyak waktu, dan kita berada di posisi yang baik untuk menunggu sebentar," jelasnya.
Dia meyakini bank sentral berada di posisi yang solid untuk memutuskan kebijakan moneter yang ketat untuk terus menekan inflasi.