Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Dihantui Pandemi, Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 Disebut Ambisius

Proyeksi pemulihan ekonomi tahun depan masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat pandemi yang masih tinggi.
Sejumlah warga menunggu kedatangan Bus Transjakarta di Halte Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (14/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen./ANTARA FOTO-Aprillio Akbar
Sejumlah warga menunggu kedatangan Bus Transjakarta di Halte Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (14/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen./ANTARA FOTO-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rentang 5 persen sampai 5,5 persen dianggap terlalu ambisius. Pemerintah perlu menyelesaikan tantangan-tantangan yang tengah dihadapi.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan pergerakan masyarakat hingga bulan ini belum sepenuhnya pulih. Angkanya masih di bawah 0.

“Sehingga kalau dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun depan, itu angka yang terlalu optimistis,” katanya pada diskusi virtual, Selasa (17/8/2021).

Eko menjelaskan tantangan selanjutnya adalah ketidakpastian akibat pandemi yang masih tinggi. Angka kasus positif dan kematian Indonesia saat ini masih mengkhawatirkan.

Salah satu indikasinya adalah vaksinasi yang tengah digenjot pemerintah masih di bawah rata-rata global. Jika ingin mengejar target pertumbuhan di atas 5 persen, hal ini perlu dipercepat.

Kemudian, purchasing managers indeks (PMI) Indonesia sedang berada dalam zona kontraksi. Sempat berada di angka 50 dalam beberapa bulan yang berarti industri sedang ekspansi, tetapi bulan lalu turun hingga ke level 40.

Padahal, porsi terbesar ekonomi nasional adalah sektor industri, khususnya manufaktur. Karena itu, ia menyebut mengembalikannya ke zona ekspansi akan menjadi kunci pemulihan.

Selanjutnya, tambah Eko, penyebaran Covid-19 kini menyebar keluar Jawa-Bali. Menurutnya, ini menjadi tantangan yang cukup serius.

“Di luar ini, dukungan kredit juga masih lambat walaupun sudah ada peningkatan dalam year on year [secara tahunan] naik 0,59 persen. Tapi itu masih jauh dari harapan untuk memompa ekonomi. Kita harapkan tahun 2022 targetnya double digit. Kalau 6 persen atau 7 persen itu masih kurang,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper