Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Ini Serikat Pekerja Akan Kembali Protes IPO Subholding Pertamina

Karyawan yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FDPPB) dan juga Serikat Pekerja PLN Group akan menyampaikan protes terkait dengan rencana IPO Subholding Pertamina.
Kapal pengangkut minyak Pertamina Prime. - Istimewa
Kapal pengangkut minyak Pertamina Prime. - Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi protes terkait dengan rencana aksi penawaran umum saham perdana (IPO) Subholding Pertamina akan kembali dilancarkan hari ini, Senin (16/8/2021).

Protes itu akan disampaikan oleh karyawan yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FDPPB) dan juga Serikat Pekerja PLN Group.

Seperti dilansir dari Tempo.co, aksi penolakan terhadap IPO Subholding Pertamina tersebut akan disampaikan melalui pernyataan sikap yang dilakukan pukul 10.00 WIB. Mereka yang akan menyampaikan pernyataan adalah Presiden FSPPB Arie Gumilar dan Ketua Umum SP PLN M. Abrar Ali.

"Ini adalah bentuk privatisasi atau masuknya kepemilikan privat (perorangan/badan) ke dalam saham perusahaan," demikian sikap pekerja seperti dikutip dari Tempo.co, Senin (16/8/2021).

Sekadar catatan, IPO Subholding Pertamina akan dilakukan tahun ini. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut salah satu tujuan IPO ini adalah untuk mencari pendanaan.

Aksi protes sebenarnya sudah terjadi sejak tahun lalu. Tapi, Nicke membantah aksi ini sebagai privatisasi.

Para pekerja yang melancarkan protes tersebut, menganggap IPO tersebut sebagai modus baru privatisasi.

Dengan demikian mereka menolak IPO yang akan dilakukan terhadap Pertamina International Shipping, Pertamina Geothermal Energy, Pertamina Hulu, Pertamina Hilir, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap, di bawah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut.

Rencana IPO tersebut dinilai sebagai privatisasi terhadap aset strategis negara. Akibatnya, aksi korporasi tersebut berpotensi melanggar UUD 1945 Pasal 33 Ayat 2 dan 3, dan juga UU 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 77.

"Serta berpotensi akan melambungkan harga BBM, gas dan tarif listrik," demikian kata Serikat Pekerja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper