Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan penguncian wilayah atau lockdown yang diberlakukan Vietnam hingga 22 Agustus mendatang membawa harapan baru pada peningkatan order furnitur di Tanah Air.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan order furnitur dari Vietnam saat ini sudah mencapai US$12 miliar, bahkan untuk tujuan Amerika Serikat (AS) transaksinya sudah berhasil melampaui China.
Sementara di Indonesia ekspos furnitur baru US$2 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia US$2,6 miliar.
"Sampai hari ini setidaknya sudah 1,5 bulan Vietnam lockdown dan semua pabrik stop beroperasi. Jadi, kondisi ini yang akan kami manfaatkan untuk meningkatkan kinerja pada semester II/2021 ini," katanya kepada Bisnis, Minggu (15/8/2021).
Sobur menyebut pihaknya juga masih diuntungkan dengan kebijakan pemerintah yang masih dapat beroperasi penuh dengan dua shift. Dengan demikian, sejumlah order yang dialihkan dari Vietnam ke Indonesia dapat dikerjakan dengan baik.
Menurut Sobur alih order dari Vietnam diproyeksi akan masih berlangsung sepanjang tiga bulan ini. Untuk itu, dia menilai seharusnya nilai ekspor furnitur pada akhir tahun ini akan lebih cemerlang.
Sayangnya, HIMKI enggan memproyeksi penigkatan yang bisa dicapai tahun ini. Prinsipnya saat ini, lanjut Sobur, dengan kegiatan produksi yang hampir tidak mengalami kendala utilisasi industri pun tercatat maksimal sekitar 80 persen.
"Berkaca dari hasil kinerja semester I lalu kami juga tetap mencetak kinerja yang baik meski di tengah PPKM. Strategi yang kami lakukan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan tidak mengakumulasi pegawai di satu pabrik tetapi mengkombinasikan dengan produksi rumahan di rumah-rumah milik mitra pabrikan," ujarnya.
Sobur menilai hal itu pun menjadi salah satu keunggulan industri furnitur dibanding sektor lain yang harus bergantung pada alat-alat produksi di dalam pabrikan.