Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Perbesar Pasar Tekstil Lokal? Begini Saran Pengusaha

Negara-negara seperti Vietnam dan India mulai mendorong konsumsi domestik demi memperkuat industri tekstil.
Pekerja menyelesaikan produksi celana di salah satu industri tekstil, Kopo, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/1/2021). -ANTARA
Pekerja menyelesaikan produksi celana di salah satu industri tekstil, Kopo, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/1/2021). -ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha menyebutkan Indonesia perlu mengikuti jejak sejumlah negara utama produsen tekstil dunia yang mulai berfokus pada peningkatan serapan domestik. Terdapat beberapa tantangan dan peluang yang bisa dieksplorasi.

Direktur Utama PT Asia Pacific Rayon Basrie Kamba menjelaskan negara-negara seperti Vietnam dan India mulai mendorong konsumsi domestik demi memperkuat industri tekstil.

“Vietnam 90 persen produksi mereka diekspor, hanya 10 persen dikonsumsi di dalam negeri. Namun setelah Covid-19 mereka mencoba masuk ke pasar domestik. Mereka sedang mendorong konsumsi, kira-kira mana [tekstil] yang cocok dengan konsumsi masyarakatnya,” kata Basrie dalam diskusi virtual, Kamis (12/8/2021).

Hal serupa dilakukan pula oleh India. Negara tersebut menggunakan pendekatan ‘Made in India’ untuk mendorong konsumsi dan menyertakan regulasi yang mewajibkan serapan produk lokal.

Basrie mengatakan Indonesia bisa mengikuti hal serupa mengingat pasokan produk serat nonalam yang masih surplus. Contohnya pada rayon dengan kapasitas produksi mencapai 850.000 ton dengan konsumsi domestik yang masih di kisaran 400.000 sampai 500.000 ton.

“Saya yakin kita bisa meningkatkan konsumsi domestik. Namun tidak bisa setengah-setengah. Industri kita sudah lengkap dari hulu ke hilir serta penunjangnya di dunia fesyen,” tambahnya.

Meski demikian, dia tidak memungkiri pasar domestik memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya adalah segmen yang beragam, mulai dari pakaian muslim sampai tekstil fungsional seperti seragam dan pakaian olahraga. Pelaku usaha harus senantiasa mengikuti tren di setiap segmen untuk terus menarik pasar.

Ketua Umum Indonesia Fashion Chambers Ali Charisma mengatakan industri fesyen Indonesia menghadapi tantangan arus masuknya jenama internasional. Situasi ini, lanjutnya, belum diikuti dengan kehadiran merek-merek lokal yang bisa bersaing secara langsung.

“Di sisi lain belum ada brand lokal yang menjadikan budaya Indonesia sebagai DNA kontemporer. Akibatnya pasar untuk merek lokal terbatas pada kebutuhan budaya yang sifatnya tradisional,” paparnya.

Meski demikian, Ali mengatakan Indonesia bisa mengawali ekspansi di industri fesyen dengan mengoptimalkan eksistensi di produk pakaian muslim. Dia mencatat pakaian muslim merupakan pasar yang besar, baik di dalam negeri maupun secara global.

“Menuju indonesia menjadi pusat mode dunia bisa dimulai dengan Indonesia menjadi pusat mode muslim dunia. Karena ini pasar yang paling besar untuk saat ini, yang harus kita kuasai dan maksimalkan,” katanya.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Farmasi Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan peningkatan serapan dalam negeri untuk produk lokal tidak bisa semata-mata mengandalkan mekanisme pasar. Pada satu titik, pemerintah perlu melakukan intervensi. Salah satunya dengan kewajiban penggunaan produk lokal untuk pengadaan.

“Mekanisme pasar tidak bisa terus-menerus dilakukan untuk menciptakan pasar. Ada masanya di tekstil pemerintah perlu ikut campur.  Ini sudah ditunjukkan pemerintah, misalnya dengan kewajiban penggunaan produk lokal,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper