Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II/2021 dibayangi dengan ancaman penyebaran varian delta Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dia menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal III/2021 akan kembali menghadapi tantangan akibat meningkatnya penyebaran varian Delta Covid-19.
Peningkatan kasus positif dan kematian akibat Covid-19 yang disebabkan varian delta telah mendorong pemerintah melakukan pembatasan mobilitas, mulai dari PPM darurat yang kemudian diubah menjadi PPKM level 1-4.
“Penerapan PPKM darurat dan level 3-4 diperkirakan akan mengurangi aktivitas perekonomian, khususnya yang identik dengan mobilitas seperti kegiatan konsumsi dan investasi dan dengan menyebarnya varian delta di seluruh dunia juga akan mempengaruhi proyeksi perekonomian global dan kinerja ekspor,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Jumat (8/8/2021).
Kendati demikian, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro menyampaikan adanya enam katalisator positif dari pemulihan ekonomi di paruh kedua tahun ini selain dari penanggulangan pandemi Covid-19 yang efektif. Pertama, permintaan komoditas dari eksternal yang didorong oleh pemulihan global yang lebih cepat.
Kedua, permintaan domestik yang didorong oleh percepatan vaksinasi. Ketiga, inflasi yang relatif rendah dan stabil untuk mendukung daya beli.
Baca Juga
Keempat, peningkatan belanja pemerintah di paruh kedua karena faktor musiman. Kelima, penerapan UU Cipta Kerja serta peran Indonesia Investment Authority dalam memperbaiki iklim investasi.
“[Keenam] pemerintah dan Bank Indonesia berkomitmen untuk mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif untuk mendukung pemulihan,” tulis Andry dan tim.
Di sisi lain, risiko yang dihadapi oleh prospek pemulihan adalah mutasi virus, yang dapat dipicu juga oleh buruknya pengendalian krisis pandemi contohnya yaitu capaian vaksinasi yang tidak sesuai target.
“Terlebih, pemulihan ekonomi global yang timpang, dipimpin oleh lebih cepatnya pemulihan ekonomi negara maju yang dapat memicu capital outflow,” pungkasnya.
PT Bank Mandiri Tbk. sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2021 akan mencapai 3,69 persen.