Bisnis.com, JAKARTA – Konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 8,06 persen selama kuartal II/2021 secara tahunan atau year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II/2020 yang mengalami kontraksi cukup dalam sebesar -6,90 persen.
Adapun, secara kuartalan atau quarter-to-quarter (qtq) konsumsi pemerintah kuartal II/2021 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I/2021 yaitu 2,34 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan indikasi dari pertumbuhan konsumsi pemerintah adalah adanya peningkatan realisasi belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai pada kuartal II/2021. Adapun, belanja barang dan jasa tumbuh sebesar 82,10 persen, dan belanja pegawai tumbuh 19,79 persen.
“Jadi peningkatan belanja barang dan jasa dan belanja pegawai pada triwulan II/2021 meningkat cukup tajam dibandingkan dengan triwulan II/2020 masing-masing sebesar 82,10 persen dan 19,79 persen,” kata Margo pada konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II/2021 secara virtual, Kamis (5/8/2021).
Margo menjabarka kenaikan realisasi belanja barang dan jasa untuk memenuhi pengeluaran konsumsi kolektif dan individu untuk menangani pandemi Covid-19. Contohnya, program vaksinasi, pengadaan alat uji medis, penyemprotan disinfektan, testing dan tracing (tes dan lacak), serta program lainnya yang berkaitan pemulihan kesehatan.
“Juga untuk pertumbuhan realisasi belanja pegawai pada konsumsi kolektif atau individu,” pungkasnya.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 tumbuh sebesar 7,07 persen secara tahunan atau (yoy). Pertumbuhan tersebut melonjak tinggi dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya yaitu terkontraksi sebesar -5,32 persen.
Pertumbuhan sebesar 7,07 persen tersebut sesuai dengan proyeksi pemerintah sebelumnya yaitu dapat tumbuh hingga 7 persen.