Bisnis.com, JAKARTA — Penyerapan tenaga kerja sebanyak 2-2,5 juta masih realistis untuk dicapai tahun ini meskipun pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen pada kuartal II/2021 dinilai tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan.
Menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar ada 3 hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk merealisasikan hal tersebut. Pertama, pemerintah diharapkan terus memberikan insentif kepada sektor padat karya dan pertanian.
"Sebab, angkatan kerja Indonesia yang masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang pada umumnya bekerja di kedua sektor itu. Pemerintah harus fokus memerhatikan industri yang banyak menyerap lapangan kerja tersebut," ujar Timboel, Kamis (5/8/2021).
Kedua, pemerintah diharapkan dapat membangkitkan tingkat kewirausahaan di sektor UMKM yang bisa berperan penting sebagai rantai pasok industri berskala besar. Dengan demikian, sektor UMKM juga harus menjadi perhatian pemerintah.
Ketiga, memastikan efektivitas penerapan PPKM level 3-4 yang dinilai menjadi salah satu penghambat penyerapan tenaga kerja di Tanah Air. Pasalnya, investor di sektor padat karya masih wait and see karena adanya pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19.
"Investor yang sudah komitmen pun masih berpikir dengan melihat kondisi sekarang. Mudah-mudahan setelah 9 Agustus 2021 PPKM setidaknya bisa turun ke level 3 sehingga sektor-sektor usaha bisa dibuka dengan lebih leluasa," ujarnya.
Apabila pemerintah berhasil dalam menekan angka kasus positif Covid-19 di Tanah Air dalam penerapan PPKM ini, sambungnya, investasi existing pun berpotensi menambah kapasitas penyerapan tenaga kerja.
Namun, pandemi Covid-19 yang menyebabkan dunia usaha lesu bukan satu-satunya hal yang menjadi tantangan bagi penyerapan tenaga kerja Indonesia. Tren penggunaan teknologi di sektor industri Tanah Air juga memiliki andil.
Adapun sampai dengan akhir 2021, defisit angkatan kerja pun diperkirakan masih akan terjadi. Kondisi tersebut kian sulit dihindari dengan anjloknya PMI manufaktur RI pada Juli 2021 menjadi 40,7 dari 50,3 pada bulan sebelumnya.
Dari 2–2,5 juta tenaga kerja yang bakal terserap, Timboel menyebut 40 persen di antaranya adalah pekerja di sektor informal dan sisanya pekerja di sektor formal.