Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan cuaca yang tidak pasti mengulur konstruksi Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi.
Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan kedua bendungan tersebut akan rampung pada kuartal IV/2021. Dengan kata lain, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dapat beroperasi pada musim penghujan 2021/2022.
"Kemarin [konstruksi Bendungan Ciawi dan Bendungan SUkamahi] terkendala cuaca, curah hujannya tinggi walaupun musim kemarau di sana. [Alhasil,[ material-material yang ada kadar airnya lebih banyak dari yang disyaratkan, perlu ada treatment khusus," ucapnya kepada Bisnis, Selasa (3/8/2021).
PT Brantas Abipraya (Persero) mendata perkembangan konstruksi Bendungan Ciawi pada akhir semester I/2021 telah mencapai 90,76 persen. Sementara itu, pembangunan Bendungan Sukamahi berada di posisi 75 persen.
Berdasarkan data BBWS Cisadane dan Ciliwung, Bendungan Ciawi memiliki kapasitas 6,05 juta meter kubik. Adapun, potensi reduksi debit air banjir mencapai 111,75 liter per detik (lpd).
Sementara itu, Bendungan Sukamahi memiliki kapasitas 1,68 juta meter kubik. Bendungan tersebut ditujukan untuk mengendalikan banjir dengan kapasitas pengurangan debit air banjir sekitar 15,47 lpd.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane Kementerian PUPR Bambang Hari Mulyono mengatakan kedua bendungan tersebut hanya akan meredam puncak banjir di DKI Jakarta.
Pasalnya, fungsi kedua bendungan tersebut hanya mengurangi debit banjir, sedangkan bendungan pada umumnya memiliki fungsi irigasi, pembangkit listrik, dan sumber air minum.
Bambang mencatat berfungsinya bendungan tersebut dapat meredam puncak banjir sekitar 12 persen di Pintu Air Manggarai. Bambang berharap konstruksi Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dapat rampung sebelum musim hujan akhir 2021.
"[Kedua] bendungan ini direncanakan dapat menurunkan puncak banjir sebesar 30 persen di lokasi. Jadi dari debit banjir yang direncanakan 365 lpd kami turunkan jadi sekitar 253 lpd. Jadi, kami tidak mengurangi banjir, tapi meredam puncak banjirnya," katanya.