Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo: Kontraksi PMI jadi Cerminan Kondisi Industri

IHS Markit melaporkan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami kontraksi atau menjadi 40,1.
Ilustrasi kegiatan manufaktur. /Istimewa
Ilustrasi kegiatan manufaktur. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha menyayangkan gelombang kedua Covid-19 di sejumlah wilayah selama beberapa pekan ini membuat ekspansi industri tertahan.

Seiring dengan hal itu, hari ini IHS Markit melaporkan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami kontraksi atau menjadi 40,1. Capaian ini setelah delapan bulan berturut-turut mencatatkan level ekspansif di atas poin 50 atau sejak Juni 2020 lalu.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan kondisi kenaikan gelombang baru Covid-19 dan kebijakan PPKM memang berat untuk pelaku usaha. Hal itu pun telah tercermin dalam hasil survei PMI periode Juli.

Shinta menyebut sebenarnya jika tidak ada gelombang kedua pandemi, pelaku usaha sudah akan melakukan ekspansi karena tren normalisasi permintaan pasar global dan nasional sangat menjanjikan.

"Oleh karena itu, kami harap kita bisa segera mengendalikan pandemi secepatnya secara stabil hingga akhir tahun sehingga PPKM bisa turun level dan direlaksasi untuk memberikan ruang gerak yang lebih maksimal bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam menggenjot kinerja ekonomi," katanya pada Bisnis, Senin (2/8/2021).

Shinta mengemukakan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan juga harus terus dimaksimalkan agar pandemi ini tidak terus menerus melumpuhkan kegiatan ekonomi nasional.

Sisi lain, stimulus-stimulus ekonomi bagi pelaku usaha dan masyarakat yang membutuhkan agar tetap dapat dilanjutkan setidaknya hingga ekonomi pulih kembali di level 90 persen. Adapun dengan kondisi terkini, Shinta menyebut pertumbuhan ekonomi masih berpotensi lebih baik dari tahun lalu.

"Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi 4 persen tergantung berapa lama second wave ini berlangsung," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan mayoritas pelaku usaha saat ini harus merasakan dampak negatif. Industri manufaktur bahkan tak sedikit yang terancam kembali melakukan pengurangan karyawan.

Di luar sektor manufaktur, Arsjad juga mendapati laporan dari sektor transportasi yang merasakan dampak paling berat jika pendemi terus berlangsung. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper