Bisnis.com, JAKARTA - IHS Markit merilis purchasing managers index (PMI) Indonesia pada Juli anjlok ke level 40,1 dari bulan sebelumnya 53,5. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat tren penurunan juga terjadi di negara Asean.
Berdasarkan data Kemenkeu, beberapa negara lain di Asean yang mengalami penurunan PMI manufaktur adalah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Publik Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Endang Larasati mengatakan bahwa ini bisa terjadi karena tingginya kasus Covid-19 di negara tersebut.
“Penurunan PMI Manufaktur ke level di bawah 50 menunjukkan terjadinya kontraksi aktivitas sektor manufaktur. Level kontraksi di Juli ini merupakan yang pertama kali setelah mencatatkan sembilan bulan ekspansi,” katanya dikutip dari situs Kemenkeu, Senin (2/8/2021).
Endang menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan tingkat penurunan terdalam sejak Juni tahun lalu yang berada di angka 39,1.
Sementara itu, peningkatan kasus Covid-19 akibat merebaknya varian Delta direspons cepat pemerintah dengan menginjak rem pengetatan restriksi. Implikasinya aktivitas masyarakat menurun sepanjang bulan lalu.
Baca Juga
Aktivitas sektor manufaktur nasional yang terefleksi dalam indikator PMI pun mengalami penurunan. Lebih rinci, ini disebabkan penurunan output dan permintaan baru karena terhambatnya produksi dan permintaan.
Permintaan ekspor baru tercatat menurun untuk pertama kali sejak empat bulan terakhir. Ini menunjukkan permintaan di level global juga sedang menurun seiring eskalasi Covid-19 dan penyebaran varian Delta di beberapa negara.
Perusahaan merespons dengan melakukan pengurangan aktivitas dan tenaga kerja seiring dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4.
Pemerintah, tambah Endang, menyadari pentingnya pengendalian Covid-19 untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi.
Meninjak rem restriksi aktivitas adalah pilihan yang harus dilakukan untuk menghambat penyebaran penularan.
“Kebijakan PPKM Level 4 adalah langkah perlu agar penularan Covid-19 tidak eskalatif dan kurva pandemi dapat kembali menurun,” jelasnya.