Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur RI Anjlok Terdalam Sejak Juni 2020, Ini Komentar dari Kemenkeu

Penurunan PMI Manufaktur ke level di bawah 50 menunjukkan terjadinya kontraksi aktivitas sektor manufaktur. Level kontraksi di Juli ini merupakan yang pertama kali setelah mencatatkan sembilan bulan ekspansi.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - IHS Markit merilis purchasing managers index (PMI) Indonesia pada Juli anjlok ke level 40,1 dari bulan sebelumnya 53,5. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat tren penurunan juga terjadi di negara Asean.

Berdasarkan data Kemenkeu, beberapa negara lain di Asean yang mengalami penurunan PMI manufaktur adalah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.

Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Publik Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Endang Larasati mengatakan bahwa ini bisa terjadi karena tingginya kasus Covid-19 di negara tersebut.

“Penurunan PMI Manufaktur ke level di bawah 50 menunjukkan terjadinya kontraksi aktivitas sektor manufaktur. Level kontraksi di Juli ini merupakan yang pertama kali setelah mencatatkan sembilan bulan ekspansi,” katanya dikutip dari situs Kemenkeu, Senin (2/8/2021).

Endang menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan tingkat penurunan terdalam sejak Juni tahun lalu yang berada di angka 39,1.

Sementara itu, peningkatan kasus Covid-19 akibat merebaknya varian Delta direspons cepat pemerintah dengan menginjak rem pengetatan restriksi. Implikasinya aktivitas masyarakat menurun sepanjang bulan lalu.

Aktivitas sektor manufaktur nasional yang terefleksi dalam indikator PMI pun mengalami penurunan. Lebih rinci, ini disebabkan penurunan output dan permintaan baru karena terhambatnya produksi dan permintaan.

Permintaan ekspor baru tercatat menurun untuk pertama kali sejak empat bulan terakhir. Ini menunjukkan permintaan di level global juga sedang menurun seiring eskalasi Covid-19 dan penyebaran varian Delta di beberapa negara.

Perusahaan merespons dengan melakukan pengurangan aktivitas dan tenaga kerja seiring dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4.

Pemerintah, tambah Endang, menyadari pentingnya pengendalian Covid-19 untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi.

Meninjak rem restriksi aktivitas adalah pilihan yang harus dilakukan untuk menghambat penyebaran penularan.

“Kebijakan PPKM Level 4 adalah langkah perlu agar penularan Covid-19 tidak eskalatif dan kurva pandemi dapat kembali menurun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper