Bisnis.com, JAKARTA – PT Trans Retail Indonesia, perusahaan pengelola Transmart dan Carrefour, mempertahankan strategi diskon untuk menarik minat belanja konsumen selama PPKM. Pemberian diskon tidak lepas dari kerja sama yang dijalin dengan para pemasok barang.
“Promosi dengan diskon adalah salah satu strategi yang menjadi pilar utama kami. Kalau kita lihat filosofinya ritel, barang yang dipasarkan cenderung sama antarpemain sehingga diskon menjadi instrumen yang membedakan satu pelaku dengan yang lainnya,” kata Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia Satria Hamid, Rabu (28/7/2021).
Karena persaingan diskon yang ketat, Satria mengatakan perusahaan ritel harus bisa menyajikan promosi yang unik demi menjaring konsumen yang loyal. Dia memberi contoh pada diterapkannya diskon tematik untuk kelompok produk tertentu oleh perusahaan sehingga konsumen memperoleh harga khusus pada periode khusus.
“Kita ciptakan keunikan tersendiri, jadi produk tersebut hanya bisa didapatkan di kita dengan diskon dalam periode tertentu. Kita adakan promo khusus weekend dan promo tematik. Misal diskon produk fresh dan grocery,” tambahnya.
Satria mengatakan penerapan diskon telah berhasil mencegah penurunan penjualan yang lebih dalam selama pembatasan mobilitas. Dia juga mengemukakan bahwa tawaran diskon bisa terwujud sebagai buah dari kerja sama yang dijalin dengan para pemasok barang.
“Diskon hadir karena kami bekerja sama dengan para pemasok. Jadi bagaimana kami berupaya bersama dengan pemasok untuk menarik konsumen seperti berapa lama periodenya, mekanisme promonya. Produk mereka kan harus punya turn over, salah satu cara untuk mempercepatnya [turn over] dengan diskon ini,” kata Satria.
Baca Juga
Terlepas dari upaya untuk tetap menjaga pasokan barang kepada konsumen dengan harga terjangkau, Satria tetap mengharapkan ada stimulus fiskal yang digulirkan pemerintah kepada peritel. Di antaranya dengan merelaksasi pajak bumi dan bangunan (PBB) dan reklame.
Pemerintah juga diharapkan memberi kelonggaran operasional dengan tidak membatasi jenis-jenis produk yang bisa diperdagangkan selama PPKM.
Terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan tidak memungkiri jika pembatasan mobilitas turut berpengaruh terhadap penurunan omzet. Dalam situasi ini, para pedagang diminta untuk mengikuti preferensi masyarakat.
“Omzet tentu menurun karena kunjungan terbatas saat PPKM. Selain itu berkurangnya kunjungan juga terjadi karena ada peralihan preferensi ke online. Sehingga bagi pedagang uang belum memanfaatkannya akan lebih turun omzetnya,” kata Oke.