Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GTSI Ungkap Tantangan Bisnis LNG di Indonesia

Hingga saat ini bisnis LNG masih ibarat ayam dan telur. Kebutuhan LNG harus disesuaikan dengan permintaan pasar mengingat nilai investasi di sektor tersebut masih cukup besar.
Iso Tank LNG Pertagas Niaga. /Istimewa
Iso Tank LNG Pertagas Niaga. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT GTS Internasional (GTSI) mengungkapkan sejumlah hal yang menjadi tantangan dari bisnis gas alam cair atau yang dikenal dengan liquefied natural gas (LNG) di Indonesia.

Komite Audit GTSI Tammy Meidharma Sumarna mengatakan tantangannya tidak jauh dari target pasar untuk menentukan kebutuhan LNG.

"Tentu saja [tantangannya] terkait dengan siapa penggunanya, marketnya harus jelas misalnya kalau pembangkit ya pembangkit, berapa jumlahnya untuk bangun terminal, kemudian terminalnya disesuaikan baru kita bisa melakukan kebutuhan LNG-nya berapa," katanya kepada Bisnis, Selasa (27/7/2021).

Menurut dia, hingga saat ini bisnis LNG masih ibarat ayam dan telur. Kebutuhan LNG harus disesuaikan dengan permintaan pasar mengingat nilai investasi di sektor tersebut masih cukup besar.

"Nilai investasinya cukup besar jadi mereka [perusahaan minyak dan gas] agak khawatir tentang pembiayaan. Jadi pemerintah harus turun tangan untuk mengkoordinasikan bahwa proyek-proyek [yang menggunakan LNG] ini berjalan," ujar Tammy.

Sebagai informasi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya memproyeksikan lifting LNG dari 2 kilang di Indonesia mencapai 205,5 kargo sepanjang tahun ini.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Handoko memproyeksikan pada 2021 terdapat potensi tambahan spot sebesar 1 kargo pada Agustus dari Kilang Tangguh dan tambahan 4,8 kargo pada Agustus, 2,4 kargo pada September; serta 1,2 kargo pada Oktober dan 2,4 kargo pada November untuk dari Kilang Bontang.

"Total kalau dari Bontang 84,1 kargo, kemudian untuk BP Tagguh 122 kargo sampai akhir tahun," kata Arief baru-baru ini.

Berdasarkan data SKK Migas, sepanjang Januari-Juni 2021, lifting dari Kilang Tangguh tercatat sebanyak 58,85 kargo dengan perincian 44,1 kargo untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan 14,7 kargo untuk kebutuhan domestik.

Sementara itu, lifting dari Kilang Bontang sepanjang semester I/2021 tercatat sebanyak 38,36 kargo dengan perincian 22 kargo untuk kebutuhan ekspor, sedangkan 16,3 kargo untuk kebutuhan domestik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper