Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skema Perdagangan Pasca-Brexit, Inggris Pangkas Tarif dan Sederhanakan Aturan

Skema Perdagangan Negara Berkembang Inggris (DCTS) diusulkan akan berlaku untuk 70 negara yang saat ini memenuhi syarat.
Bendera Inggris Union Jack berkibar di samping bendera Uni Eropa pada pembukaan pertemuan pimpinan negara persemakmuran di Valletta, Malta (27/11/2015)./Reuters-Toby Melville
Bendera Inggris Union Jack berkibar di samping bendera Uni Eropa pada pembukaan pertemuan pimpinan negara persemakmuran di Valletta, Malta (27/11/2015)./Reuters-Toby Melville

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris meluncurkan konsultasi terkait aturan perdagangan baru dengan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Skema Perdagangan Negara Berkembang Inggris (DCTS) diusulkan akan berlaku untuk 70 negara yang saat ini memenuhi syarat. Skema tersebut mencakup beberapa perbaikan, seperti tarif yang lebih rendah dan persyaratan aturan asal yang lebih sederhana untuk negara-negara yang mengekspor ke Inggris.

Inggris saat ini mengoperasikan skema yang digulirkan dari Uni Eropa, tetapi sebagai negara perdagangan independen, negara itu kini dapat mengambil pendekatan pro-pertumbuhan yang lebih sederhana dan toleran untuk berbisnis dengan negara-negara berkembang.

Menteri Perdagangan Internasional Liz Truss mengatakan bahwa secara fundamental, perdagangan mampu memberdayakan banyak orang dan telah berkontribusi lebih baik dibandingkan kebijakan lain dalam sejarah untuk mengangkat jutaan orang di seluruh dunia keluar dari kemiskinan.

"Sekarang Inggris adalah negara perdagangan yang independen, kami memiliki peluang besar untuk melakukan berbagai hal secara berbeda, mengambil pendekatan yang lebih liberal dan pro-perdagangan, yang mengarah pada pertumbuhan dan peluang", ujar Truss dalam keterangan tertulis, Kamis (22/7/2021).

Sementara itu Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan pemotongan tarif untuk negara-negara berpendapatan rendah memungkinkan mereka untuk berdagang menuju kemandirian yang sejati.

Secara terpisah Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn mengatakan, skema DCTS yang diusulkan ini menandakan keinginan Inggris untuk mempromosikan perdagangan bebas dan adil secara global.

"Dalam Tinjauan Terpadu yang menjelaskan kebijakan luar negeri termasuk keamanan, pertahanan, dan pembangunan, Inggris menegaskan kembali komitmennya terhadap kawasan Indo-Pasifik sebagai mesin ekonomi global dan pusat budaya global – dan Indonesia adalah jantung dari visi tersebut," katanya.

Lebih lanjut, Fenn mengatakan bahwa Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-52 Inggris, setidaknya menempati ranking 30 lebih rendah dari yang seharusnya bisa dicapai.

“Meningkatkan perdagangan adalah sebuah kesempatan yang menguntungkan kedua negara dan dengan ambisi itu, kami telah membentuk Komite Gabungan Ekonomi dan Perdagangan dengan Pemerintah Indonesia, untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat kami ambil untuk meningkatkan perdagangan”, lanjutnya.

Dia berpendapat bahwa konsultasi ini memberikan kesempatan kepada pemilik bisnis untuk memberikan ide tentang bagaimana mengekspor ke Inggris dapat dilakukan menjadi lebih mudah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper