Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Bahana: Reformasi Pajak Perlu untuk Hindari Peringkat Utang RI jadi Negatif

Peringkat Indonesia saat ini dalam keadaan yang sehat, namun tidak menutup kemungkinan ke depan akan turun menjadi negatif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) bersama dengan Direktur Jenderal Pajak (DJP) Suryo Utomo (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) bersama dengan Direktur Jenderal Pajak (DJP) Suryo Utomo (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bahana Sekuritas menilai reformasi perpajakan dibutuhkan untuk menghindari pemeringkatan negatif terhadap utang Indonesia dalam jangka menengah.

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menyampaikan peringkat Indonesia saat ini dalam keadaan yang sehat, namun tidak menutup kemungkinan ke depan akan turun menjadi negatif.

Belum lama ini, Fitch Ratings memangkas prospek BBB Filipina menjadi ‘negatif’ dari ‘stabil’. Hal ini memicu aksi jual di pasar obligasi dan ekuitas di negara tersebut.

Penurunan peringkat itu pun serupa dengan penurunan peringkat Malaysia menjadi BBB+ dari A- pada Desember 2020, dengan alasan melemahnya kredit seperti utang pemerintah terhadap PDB dan pendapatan, serta ketidakpastian politik yang berkepanjangan di negara itu.

Fitch Rating mencatat Indonesia masih berada di kategori favorable atau ‘BBB stable’ di sisi pertumbuhan ekonomi dan rasio utang.

Menurut Satria, kondisi makroekonomi Indonesia yang jauh lebih baik dari Filipina membuat peringkat utang kita tidak akan langsung menghadapi penurunan ke tingkat BBB-

“Kredibilitas pemerintah dan arah kebijakan, seperti upaya untuk menekan defisit anggaran melalui perluasan basis pajak dan meningkatkan efisiensi pengeluaran, akan memegang kunci untuk tindakan pemeringkatan di masa mendatang,” katanya, rabu (14/7/2021).

Adapun, Fitch memperkirakan defisit anggaran Indonesia dapat ditekan hingga 4 persen pada 2022 mendatang. Fitch menilai, kondisi ekonomi Indonesia saat ini masih kuat dan memiliki prospek yang positif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper