Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2021 diperkirakan melanjutkan tren surplus yang didorong oleh pertumbuhan positif baik impor maupun ekspor.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi neraca perdagangan pada Juni 2021 akan mengalami surplus sebesar US$2,23 miliar.
Posisi surplus ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi surplus pada Mei 2021 yang tercatat sebesar US$2,36 miliar.
“Penurunan surplus perdagangan disebabkan oleh laju pertumbuhan bulanan impor yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan bulanan ekspor akibat kenaikan harga minyak dunia secara rata-rata sebesar 8,14 persen secara bulanan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (13/7/2021).
Josua memperkirakan kinerja ekspor dan impor secara bulanan akan mengalami peningkatan, yang didorong oleh faktor musiman, yaitu normalisasi aktivitas perdagangan pasca Lebaran.
Kinerja impor diperkirakan meningkat 9,6 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau sebesar 44,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Baca Juga
Sementara itu, pertumbuhan kinerja ekspor secara bulanan diperkirakan sebesar 7,4 persen mtm atau sebesar 48,45 persen yoy.
Menurutnya, peningkatan ekspor cenderung tertahan akibat penurunan aktivitas manufaktur di negara mitra dagang utama Indonesia, seperti India dan Tiongkok, yang mana PMI manufaktur di kedua negara itu masing-masing menurun ke level 48,1 dan 51,3.
“Tertahannya ekspor juga disebabkan oleh tren penurunan harga CPO bulan Juni, yang secara rerata turun sebesar 12 persen mtm,” jelasnya.