Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Proyeksi Pembiayaan Utang Lebih Rendah 18,6 Persen dari Target 2021

Pada semester I/2021, Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang mencapai Rp443 triliun atau 37,6 persen dari target.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pembiayaan utang hingga akhir 2021 berpotensi mengalami penurunan sebesar 18,6 persen dari target awal pemerintah sebesar Rp1.177,4 triliun.

Pada semester I/2021, Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang mencapai Rp443 triliun atau 37,6 persen dari target.

Sri memperkirakan, pembiayaan utang pada semester II/2021 akan mencapai Rp515,1 triliun. Jika dijumlahkan, pembiayaan utang hingga akhir 2021 hanya akan mencapai Rp958,1 triliun.

“Sekitar Rp219,3 triliun lebih rendah dari proyeksi di UU APBN. Ini hal yang bagus, berarti kita mengurangi kenaikan utang yang tadinya seharusnya Rp1.177 triliun menjadi Rp958 triliun atau turun 18,6 persen,” katanya dalam Rapat Kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (12/7/2021).

Sri menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan oleh defisit APBN yang diperkirakan lebih rendah dari target APBN, dikarenakan perkiraan penerimaan negara yang akan tumbuh positif, serta pemanfaatan saldo anggaran lebih (SAL) secara optimal.

Pemerintah optimistis defisit APBN hingga akhir 2021 dapat ditekan sebesar Rp66 triliun, sehingga defisit hanya akan mencapai Rp939,6 triliun, lebih rendah dari target awal pemerintah sebesar Rp1.006,4 triliun.

“Proyeksi defisit kita akan lebih kecil dibandingkan APBN awal. [Target defisit] APBN awal Rp1.006,4 triliun, kita perkirakan akhir tahun defisitnya akan di bawah itu, yaitu Rp66,8 triliun lebih rendah, menjadi Rp939,6 triliun,” jelasnya.

Pendapatan negara hingga akhir tahun diprediksi mencapai 101 persen dari target APBN sebesar Rp1.743,6 triliun. Jika diperinci, penerimaan pajak akan mencapai 95,7 persen atau lebih rendah sekitar Rp53,3 triliun dari target 2021 sebesar Rp1.229,6 triliun.

Kepabeanan dan cukai diperkirakan mencapai 104,3 persen atau lebih tinggi Rp9,1 triliun dari target 2021 sebesar Rp215 triliun. Sementara, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diperkirakan mencapai 119,9 persen atau lebih tinggi Rp59,5 triliun dari target Rp298,2 triliun.

Di sisi lain, realisasi belanja negara hingga akhir tahun diproyeksi mencapai 98,2 persen dari target APBN sebesar Rp2.750 triliun. Realisasi belanja pemerintah pusat akan mencapai 98,7 persen dari pagu anggaran Rp1.954,5 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai 96,9 persen dari pagu Rp795,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper