Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bansos Beras Bulog Bisa Kerek Harga Gabah Petani

Penyaluran beras Bulog untuk penerima bantuan sosial bakal membuka peluang penyerapan beras atau gabah petani.
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Usaha penggilingan padi meyakini kebijakan penyaluran beras Bulog untuk penerima bantuan sosial bakal membuka peluang penyerapan beras atau gabah petani dengan jumlah lebih besar. Dengan demikian, harga di hulu bisa tetap terjaga.

Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan harga gabah kering panen (GKP) masih tertahan di bawah harga pembelian pemerintah yang dipatok Rp4.200. Salah satu pemicunya adalah surplus yang besar karena sejumlah sentra produksi memasuki masa panen.

“Saya meyakini kebijakan ini holistik, tidak hanya menyalurkan saja, tetapi juga mendorong Bulog untuk menyerap. Kami sudah suarakan agar Bulog menyalurkan beras untuk keluarga miskin,” kata Sutarto, Kamis (8/7/2021).

Dengan outlet penyaluran ini, Sutarto mengatakan Bulog tetap memiliki ruang untuk menyerap. Dengan demikian, stok juga tetap terjaga di volume yang telah ditetapkan pemerintah.

“Kalau Bulog menyalurkan beras, maka harus ada yang diserap. Jadi bukan hanya disuruh serap, tetapi tidak disalurkan,” kata dia.

Per 8 Juli 2021, Bulog tercatat telah menyerap 747.000 ton setara beras. Jumlah ini cenderung lebih tinggi dari pada realisasi penyerapan periode Januari sampai Juni 2020 yang berjumlah 696.298 ton.

Meski demikian, realisasi penyerapan sepanjang 2021 cenderung jauh lebih rendah dibandingkan dengan 2017 ketika Bulog masih menjadi penyalur beras sejahtera (rastra). Sepanjang semester I 2017, Bulog menyerap 1,27 juta ton beras.

“Saya yakin ini keputusan yang baik dan disambut pelaku usaha. Dengan demikian Bulog bisa kembali menyerap produksi gabah dan beras dan harga bisa terkerek di hulu,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper