Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Biaya Logistik, JNE Bangun Gudang Sortir di Hub Soekarno Hatta

JNE menilai penting untuk membenahi persoalan leher botol atau bottleneck di Jabodetabek dan Jawa bersama dengan hub besar lain agar saling terkoneksi dengan pembeli dan penjual.
Vice President of Marketing PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi (dalam layar) memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). /Bisnis-Himawan L Nugraha
Vice President of Marketing PT Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Eri Palgunadi (dalam layar) memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) tengah membangun gudang sortir robotic pertama seluas 40.000 meter persegi sebagai hub baru di bandara Soekarno–Hatta. Investasi ini diharapkan bisa menjadi  satu bentuk efisiensi dalam menurunkan ongkos logistik.

VP Marketing JNE Eri Palgunadi menuturkan berdasarkan data total distribusi yang dilakukan, sekitar 40 persen paket yang beredar hanya di wilayah Jabodetabek dan Pulau Jawa. Dengan demikian, kata dia, penting untuk membenahi persoalan leher botol atau bottleneck di Jabodetabek dan Jawa bersama dengan hub besar lain agar saling terkoneksi dengan pembeli dan penjual.

“Kita bisa menurunkan 24 persen ongkos logistik,” ujarnya dalam Bisnis Indonesia Mid-Year Economic Outlook, Rabu (7/7/2021).

Sementara itu, selama pandemi Covid-19 tahun kedua ini, Eri melihat daya beli masyarakat cenderung lebih baik dibandingkan dengan pada masa awal pandemi Covid-19.

Adapun sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan penghiliran ekonomi digital dapat menekan rasio biaya logistik nasional terhadap total PDB. Indonesia bahkan bisa menyamai level rasio biaya logistik Malaysia pada 2024.

Lutfi menjelaskan bahwa rasio logistik terhadap PDB Indonesia sempat menyentuh 26 persen pada 2014. Angka ini perlahan turun menjadi 23 persen seiring dengan pembangunan infrastruktur penghubung di berbagai pulau.

“Pada 2019 kami hitung turun, tetapi tidak signifikan dan menjadi 23 persen karena ada jalanan yang belum difinalisasi,” katanya.

Jika proses pembangunan rampung, Lutfi mengatakan rasio biaya logistis bisa ditekan menjadi 16 persen pada 2024. Namun, rasio ini bisa makin ditekan dengan adanya penghiliran ekonomi digital.

“Kami hitung dengan adanya hilirisasi digital ekonomi, kita akan peer dengan Malaysia yakni antara 13 sampai 14 persen. Rasio ongkos logistik ke PDB akan berkurang karena dihubungan dengan platform digital,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper