Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Badan Anggaran dan pemerintah telah menyepakati laporan pendahuluan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2022.
Dibacakan dalam rapat paripurna, pertumbuhan ekonomi direncanakan 5,2 persen sampai 5,8 persen pada 2022.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Muhidin Mohamad Said mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian yang tinggi akibat Covid-19, eksekutif harus merespons kebijakan dengan sigap. Akan tetapi, jangan dilupakan kehati-hatian dan akuntabel.
“Indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan I/2021 menunjukkan pemulihan ekonomi yang menguat. Namun kita tidak boleh lengah,” katanya pada laporan hasil Badan Anggaran dengan pemerintah, Selasa (6/7/2021).
Muhidin menjelaskan bahwa Indonesia sedang dihantui gelombang lanjutan Covid-19. Kasus positif terus melewati rekor tertinggi. Keterisian tempat tidur rumah sakit pun melebihi kapasitas.
Namun, legislatif berharap kondisi ini tidak mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah. Dengan begitu, pertumbuhan pada tahun ini bisa di atas 4 persen.
Baca Juga
“Sebab pemerintah akan sangat sulit mengejar target produk domestik bruto (PDB) tahun depan minimal 5 persen bila pertumbuhan PDB di bawah 3 persen tahun ini,” jelasnya.
Berdasarkan asumsi makro yang disepakati Badan Anggaran dengan pemerintah, laju inflasi yaitu 2 persen sampai 4 persen. Tingkat suku bunga surat utang negara 10 tahun 6,32 persen sampai 7,27 persen.
Nilai tukar rupiah Rp13.900 sampai Rp14.800. Harga minyak mentah Indonesia US$55 perbarel sampai US$70 perbarel,
Lifting minyak bumi 686.000 barel perhari sampai 750.000 barel perhari. Terakhir lifting gas bumi 1,031 juta barel perhari sampai 1,2 juta barel perhari.