Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biar Ada PPKM Darurat, Pemerintah Masih Optimistis Ekonomi Kuartal II/2021 Tumbuh 7,5 Persen

Beberapa indikator pun menunjukkan terjadi lonjakan aktivitas ekonomi yang tinggi pada periode tersebut, misalnya peningkatan yang terjadi pada indeks penjualan riil, penjualan kendaraan bermotor, dan volume output industri.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Persekonomian Iskandar Simorangkir/JIBI-Felix Jody Kinarwan
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Persekonomian Iskandar Simorangkir/JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimistis ekonomi pada kuartal II/2021 akan tumbuh pada kisaran 7,1 hingga 7,5 persen meski terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang tinggi mulai pertengahan Juni 2021.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyampaikan ada beberapa sektor yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021.

Beberapa indikator pun menunjukkan terjadi lonjakan aktivitas ekonomi yang tinggi pada periode tersebut, misalnya peningkatan yang terjadi pada indeks penjualan riil, penjualan kendaraan bermotor, dan volume output industri.

Penerimaan perpajakan pemerintah pada semester I/2021 tercatat tumbuh positif 4,9 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semester I/2020 yang terkontraksi sebesar -12 persen.

Penerimaan cukai pun meningkat tinggi, sebesar 31,1 persen pada semester I/2021, dari 8,8 persen pada semester I/2020. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga tercatat meningkat sebesar 11,4 persen, sementara pada semester I/2020 masih terkontraksi hingga -11,2 persen.

“Itu beberapa indikator yang mendasari pemerintah memperkirakan pertumbuhan di kuartal II tidak terganggu, karena pemberlakukan PPKM Darurat pada 3 Juli, tentunya dampaknya ini pasti ada ke pertumbuhan di kuartal III dan IV,” katanya dalam Webinar Mid Year 2021 Economic Outlook : Prospek Ekonomi Indonesia Pasca-stimulus dan Vaksinasi, Selasa (6/7/2021).

Di samping itu, iskandar juga menyampaikan indikator lainnya yang akan menopang pertumbuhan ekonomi adalah belanja negara, yang tercatat tumbuh 9,4 persen pada semester I/2021.

Faktor lainnya, adalah low based effect pada kuartal II/2021, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -5,32 persen.

“Dengan kontraksi ini, PDB Indonesia berdasarkan harga konstan pada kuartal II/2020 hanya Rp2.589 triliun, padahal di kuartal I/2021 kemarin pertumbuhan ekonomi yang -0,74 menghasilkan PDB berdasarkan harga konstan sudah mencapai Rp2.680 triliun. Hitung-hitungan pemerintah, maka kuartal II akan tumbuh 7,1-7,5 persen,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper