Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis Indonesia Group mengundang Anda untuk menyaksikan prospek ekonomi Indonesia, khususnya di sektor finansial pada Selasa (6/7/2021) secara live.
Bisnis Indonesia menyelenggarakan acara Bisnis Indonesia Economic Outlook bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus dan Vaksinasi. Pada penyelenggaraan hari ini, sektor yang dipilih ialah finansial.
Hadir sebagai pembicara utama Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.
Acara akan terbagi ke dalam tiga sesi, dengan topik pertama yaitu Stabilitas Sektor Keuangan Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional. Hadir sebagai pembicara ialah Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK Agus E. Siregar, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja, dan Ketua Umum Himbara Sunarso.
Topik kedua mengambil tema Prospek Bisnis Perusahaan Keuangan Non Bank di Tengah Pandemi. Sebagai pembicara ada Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno, Ekonom Pieter Abdullah, dan Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Budi Tampubolon.
Topik ketiga tak kalah seru ialah Euforia Investor Ritel dan Semarak Emiten Menggalang Dana di Pasar Modal, dengan pembicara Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi, Komisaris BEI Pandu Sjahrir, dan Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Iwan Setiawan Lukminto.
Simak gelaran acara tersebut secara live hari ini di youtube dan website bisnis.com.
Industri asuransi jiwa dinilai memiliki potensi besar untuk mengembangkan bisnis pada tahun ini, di tengah tingginya kebutuhan proteksi. Namun, pandemi Covid-19 membuat pelaku industri harus memutar otak untuk mencapai pertumbuhan itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon dalam gelaran Bisnis Indonesia Mid Year 2021 Economic Outlook bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia Pasca-Stimulus dan Vaksinasi, Selasa (6/7/2021).
Optimisme AAJI itu muncul dari capaian positif industri asuransi jiwa pada kuartal I/2021 dalam sejumlah indikator. Misalnya, pada kuartal I/2021, industri membukukan pendapatan Rp62,66 triliun, berbalik untung dari kondisi kuartal I/2020 yang babak belur karena pendapatannya minus Rp0,46 triliun.
Berita selengkapnya
AAJI: Ruang Pertumbuhan Asuransi Jiwa Terbuka Lebar Tahun Ini
Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Iwan Setiawan Lukminto menyampaikan perusahaan memang ingin mencari pendanaan yang efisien, salah satunya di pasar modal.
Di sisi lain, regulasi pasar modal juga mesti berinovasi agar dapat menampung berbagai sektor perusahaan, misalnya perusahaan teknologi, e-commerce, atapun unikorn.
"Regulasi perlu kita inovasikan, daripada ke negara lain, lebih baik go public di Indonesia," imbuhnya.
Dia pun berharap emiten aksi emiten ke depannya dapat meningkatkan kapitalisasi pasar dan memperbesar pasar modal Indonesia.
Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Sjahrir menyampaikan pasar modal di Indonesia salah satu growth market sehingga diminati investor. Di sisi lain, potensi kenaikan terbesar dari perusahaan teknologi, terutama yang akan masuk.
"Perusahaan e-commerce yang akan masuk ke bursa akan menambah kualitas emiten besar, jadi saya rasa positif [untuk IHSG]," imbuhnya
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan pengalangan dana di pasar modal terus berkembang, termasuk pencatatan saham baru atau IPO.
Per 2 Juli 2021, penggalangan dana melalui IPO sudah mencapai Rp7,14 triliun, naik dari realisasi setahun penuh 2020 sebesar 5,58 triliun.
"Hingga 2 Juli 2021, sudah ada 23 emiten baru, dan di pipeline BEI ada 25 calon perusahaan tercatat," paparnya.
Pada 2021, Bursa Efek Indonesia mencatatkan sejumlah rekor tertinggi baru di pasar saham.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan rata-rata frekuensi transaksi saham harian mencapai 1,22 juta per 15 Juni 2021. Itu menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
"Bahkan rekor terjadi pada 14 Januari 2021, dimana pasar saham mencatatkan 2 juta transaksi per hari," imbuhnya.
Hasan Fawzi, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, sejak pembalikan IHSG dari level terendah Maret 2020 di posisi 3.037,63, sangat banyak investor ritel yang kemudian bergabung.
Semarak transaksi menunjukkan pemulihan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di level 5.979,02 pada akhir 2020, koreksi 5,09 persen dari penutupan 2019 di level 6.283,58.
Pada 2020, ada 1,4 juta investor baru, dan dari sisi suplai tercatat ada 51 perusahaan baru.
"Ada dua faktor yang menopang pemulihan pasar saham," paparnya.
Pertama, euforia time to buy karena harga saham sudah sangat menarik. Bahkan sejumlah saham big caps kembali ke level 7 tahun-10 tahun sebelumnya.
Kedua, indeks dalam jangka panjang masih menjanjikan dengan profit menarik. IHSG tidak pernah 2 tahun berturut-turut mengalami koreksi.
"Ini mendasari investor mulai investasi ke saham".
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menemui fenomena banyaknya pembeli kendaraan yang memilih membayar tunai sebagai salah satu tantangan berkaitan pertumbuhan kredit di era new normal periode 2021.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno menjelaskan kendati industri otomotif tengah terdorong oleh insentif subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), industri multifinance masih belum mendapatkan multiplier effect secara optimal.
Berita selengkapnya
Banyak Konsumen Kendaraan Bayar Cash, Kredit Multifinance Kontraksi Lagi?
Budi Tampubolon, Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, menyampaikan industri asuransi tetap berkomitmen menjaga stabilitas pasar modal dengan menempatkan investasinya di tengah ketidakpastian yang terjadi.
Selain itu, industri asuransi jiwa berupaya meningkatkan portofolio investasi dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) untuk mendukung program pembangunan pemerintah.
"Pada kuartal I/2021, industri asuransi jiwa mengalokasikan investasi Rp316,68 triliun (62 persen) di pasar modal, dalam bentuk saham dan reksa dana, serta Rp89,45 triliun (17 persen) dalam SBN," paparnya.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno menyampaikan pada 2021 pertumbuhan piutang pembiayaan masih akan mengalami kontraksi dari prediksi sebelumnya yang dapat berbalik bertumbuh.
"Karena penjualan mobil misalnya diperkirakan 750.000, sedangkan sebelum pandemi bisa 1 juta unit per tahun. Jadi piutang masih akan kontraksi tahun ini," imbuhnya.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia Suwandi Wiratno menyampaikan per 28 Juni 2021 tercatat ada 167 perusahaan pembiayaan melakukan pengajuan permohonan restrukturisasi.
Jumlah kontraknya mencapai 5.753.288 kontrak dengan total outstanding pokok sebesar Rp180,92 triliun dan bunga sebesar Rp48,87 triliun.
Pemerintah mencatat realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada semester I/2021 mencapai Rp252,3 triliun atau 36,1 persen dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp699,43 triliun.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyampaikan realisasi pada semester I/2021 ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi semester I/2020 yang hanya mencapai Rp124,6 triliun.
Berita selengkapnya
Realisasi Anggaran PEN Semester I/2021 Baru Capai 36,1 Persen
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan penggalangan dana di pasar modal masih akan tumbuh pada 2021, bahkan berpotensi menyentuh Rp180 triliun.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menilai di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia, stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga.
OJK juga mencatat penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp67,8 triliun per 29 Juni 2021, antara lain berasal dari aksi penawaran umum saham perdana (IPO) 20 perusahaan baru dan sejumlah penawaran umum berkelanjutan efek bersifat surat utang dan sukuk (PUB EBUS).
Berita selengkapnya
OJK: Penggalangan Dana Emiten di Pasar Modal Tahun Ini Bisa Rp180 Triliun
Kinerja bisnis kredit kendaraan bermotor (KKB) BCA mengalami penurunan signifikan akibat pandemi Covid-19. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pada masa sebelum pandemi, bisnis KKB BCA bisa mencatatkan kredit baru Rp2 triliun per bulan.
Lalu, anjlok ke angka Rp90 miliar pada April 2020 dan naik pelan-pelan ke angka Rp800 miliar. Perseroan pun mencoba menyelenggarakan expo virtual bekerja sama dengan para dealer kendaraan dan hasilnya saat ini KKB BCA kembali ke angka Rp2 triliun per bulan.
Pemerintah optimistis ekonomi pada kuartal II/2021 akan tumbuh pada kisaran 7,1 hingga 7,5 persen meski terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang tinggi mulai pertengahan Juni 2021.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyampaikan ada beberapa sektor yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021.
Beberapa indikator pun menunjukkan terjadi lonjakan aktivitas ekonomi yang tinggi pada periode tersebut, misalnya peningkatan yang terjadi pada indeks penjualan riil, penjualan kendaraan bermotor, dan volume output industri.
Berita selengkapnya
Biar Ada PPKM Darurat, Pemerintah Masih Optimistis Ekonomi Kuartal II/2021 Tumbuh 7,5 Persen
Di tengah masa pandemi, sektor UMKM ikut terpukul dikarenakan pembatasan mobilitas masyarakat.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan saat ini baru sekitar 23 persen UMKM yang melek digital atau menjual barang melalui e-commerce. Menurutnya, satu-satunya jalan bagi UMKM untuk beradaptasi di masa pandemi adalah dengan onboarding produk di e-commerce.
Namun, untuk bisa berhasil di platform digital, pelaku UMKM harus diedukasi bagaimana mempersiapkan produk lokal yang bermutu dan berkualitas baik.
Sebagai pelaksanaan POJK 11/2020 yang diubah menjadi POJK 48/2020, BRI pun turut melaksanakan restrukurisasi kredit kepada debitur yang terdampak pandemi.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto menyatakan perseroan masif melakukan restrukturisasi pada Maret hingga Juni 2020 dan mencapai puncaknya pada September 2020.
Saat ini, kondisi restrukturisasi semakin membaik yang ditandai dengan nilai yang semakin menurun dari Rp193 triliun saat puncak ke Rp190,6 trilin dan pada Juni 2021 telah jauh menurun.
Kendati pandemi memukul hampir seluruh kegiatan ekonomi, termasuk perbankan, kinerja bank-bank BUMN masih cukup baik.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan pada kuartal I/2021, aset bank-bank BUMN naik 8,82 persen yoy, sedangkan secara industri hanya sebesar 5,50 persen yoy.
Di sisi kredit, pertumbuhan di Bank Himbara positif 0,99 persen, lebih baik dibandingkan dengan industri yang terkoreksi -3,77 persen yoy. Begitu pula dengan DPK yang naik 12,40 persen yoy, lebih baik dari industri yang sebesar 9,50 persen yoy.
Pemerintah menyatakan program kredit usaha rakyat (KUR) masih berjalan cukup baik pada tahun ini. Namun, aspek kesehatan masyarakat masih sangat dibutuhkan untuk dapat membuat kinerja lebih akseleratif.
Adapun, penyaluran KUR per 5 Juli tercatat senilai Rp128,46 triliun, atau sudah mencapai 50,77 persen dari target 2021 senilai Rp253 triliun. Sejauh ini, KUR telah diberikan pada 3,45 juta debitur.
KUR ini terdiri dari KUR Super Mikro 5,88 triliun, KUR Mikro Rp78,36 triliun, KUR Kecil Rp44,20 triliun, dan KUR TKI Rp22,85 miliar.
Berita selengkapnya
Ekspansi KUR Tidak Bisa Lari Kencang Tanpa Dukungan Aspek Kesehatan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bahwa kinerja pertumbuhan industri keuangan nonbank (IKNB) masih relatif lambat pada tahun ini. Percepatan pemulihan IKNB akan berkaitan dengan kinerja kredit.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan bahwa IKNB masih akan menghadapi tantangan pada tahun ini, seiring penyebaran virus corona yang terus terjadi. Pandemi itu membuat aktivitas perekonomian belum optimal sehingga memengaruhi bisnis IKNB.
Wimboh merinci bahwa kinerja piutang pembiayaan masih melambat dan menjadi salah satu perhatian utama dari IKNB. Berbagai lini usaha pembiayaan (multifinance) tercatat masih mengalami koreksi pada Mei 2021.
Berita selengkapnya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan penyaluran kredit masih terkontraksi di tengah penurunan suku bunga.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pada kondisi normal sebelum pandemi, tingkat suku bunga berpengaruh cukup signifikan mendorong permintaan kredit.
"Namun, pada kondisi pandemi permintaan kredit menjadi inelastis dan perubahan tingkat suku bunga kredit tidak berpengaruh besar terhadap peningkatan kredit," ujar Wimboh dalam Midyear Economic Outlook Bisnis Indonesia Selasa (6/7/2021).
Berita selengkapnya
Anomali saat Pandemi, Kredit Terkontraksi di Tengah Penurunan Suku Bunga
Realisasi dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) pada semester I/2021 mencapai Rp252,3 triliun, atau 36,1 persen dari pagu Rp699,43 triliun.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyampaikan realisasi penyaluran dana PEN pada semester I/2021 mencapai Rp252,3 triliun.
Realisasi terbesar untuk perlindungan sosial Rp70,72 triliun, selanjutnya dukungan UMKM dan korporasi Rp30,22 triliun, insentif usaha Rp13,49 triliun, program prioritas Rp5,23 triliun, dan kesehatan Rp4,96 triliun.
Pada kuartal II/2021, pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi mencapai 7,1 persen-7,5 persen.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir berdasarkan firm indikator pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 mencapai kisaran 7,1 persen-7,5 persen, seperti penjualan ritel dan kendaraan motor yang meningkat.
"Selanjutnya, volume output industri menunjukkan kenaikan," imbuhnya.
Indikator kuat lainnya penerimaan pajak, yang pada semester I/2021 tumbuh 4,9 persen, dibandingkan semester 1/2020 minus 12 persen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan piutang pembiayaan masih akan mencatatkan kontraksi di kisaran -1 persen hingga -5 persen secara tahunan pada 2021. Meskipun masih negatif, target itu sudah lebih baik dari catatan kinerja 2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam gelaran Bisnis Indonesia Economic Outlook bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia Pasca-Stimulus dan Vaksinasi. Webinar itu berlangsung pada Selasa (6/7/2021).
Wimboh menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar bagi perekonomian Indonesia dalam berbagai aspek. Salah satu yang paling terpukul adalah penyaluran kredit, baik melalui perbankan maupun perusahaan pembiayaan (multifinance).
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan kredit ke sektor UMKM mengalami peningkatan.
Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Januari 2021 sampai dengan 2021 sebesar Rp128,46 triliun, mencakup 50,77 persen dari target 2021 sebesar 253 triliun. KUR tersebut diberikan kepada 3,45 juta debitur.
Penyaluran KUR sepanjang 2021 terbagi berdasarkan jenis KUR Super Mikro (4,57 persen), KUR Mikro (61 persen), KUR Kecil (34,31 persen), dan KUR Penempatan TKI (0,02 persen)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang 2021 di kisaran 6 persen plus minus satu.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat proyeksi kredit tentunya tidak seoptimis sebelumnya.
OJK pada awalnya memprediksi kredit perbankan akan tumbuh di kisaran 7 persen secara tahunan (year on year).
Di tengah masa pandemi, OJK menyoroti risiko siber di industri jasa keuangan. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan terdapat potensi penyalahgunaan teknologo oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab.
Secara global, kata Wimboh, 1 dari 4 serangan siber terjadi di sektor jasa keuangan selama pandemi Covid-19.
"Patut diwaspadai migrasi sistem kerja dari WFO menjadi WFH karena trafik informasi sangat hectic di cyber space dan ini bisa meningkatkan risiko siber," katanya.
Penyaluran kredit perbankan masih terkontraksi hingga Mei 2021. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pada April penyaluran kredit terkontraksi sebesar 2,8 persen yoy, tetapi mulai membaik pada Mei menjadi sebesar -1,28 persen yoy.
Kontraksi kredit saat ini terjadi di tengah penurunan suku bunga, padahal ketika kondisi normal suku bunga memiliki pengaruh signifikan dalam mendorong kredit.
Hal ini disebabkan di pasar terdapat masalah struktural, di mana sektor yang terdampak langsung pandemi belum siap menerima kredit modal kerja dan kredit investasi.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan stabilitas jasa keuangan masih terjaga, terutama aspek permodalan, likuiditas, dan indikator lainnya, di tengah kenaikan kasus Covid-19 yang didorong oleh penyebaran varian Delta.
Namun, saat ini penyaluran kredit perbankan belum pulih, terutama untuk segmen korporasi atau debitur skala besar yang terdampak pandemi secara langsung, misalnya sektor transportasi, hotel, restoran, kafe, dan sektor-sektor hilir lainnya.
Adapun, OJK meyakini sektor lainnya ada yang mampu tumbuh cukup bagus, seperti sektor telekomunikasi dan sektor terkait komoditas ekspor.
Ketua DK OJK menyampaikan IHSG naik 0,73 persen secara year to date (ytd) per 2 juli menjadi 6.023,01. Hal ini menunjukkan di pasar modal volatilitas masih terjaga.
Total penghimpunan dana di pasar modal per 29 Juni 2021 mencapai Rp67 triliun dari 68 penawaran umum, khususnya bersumber dari sektor keuangan.
Jumlah investor yerus naik menjadi 5,37 juta, atau 96 persen secara yoy, yang didominasi investor skala ritel, terutama milenial.
"Ruang konsumsi lebih sempit sehingga milenial selain simpan di bank juga investasi di pasar modal, ini fenomena bagus," paparnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK menyampaikan sejumlah kebijakan sektor keuangan mendorong penjualan mobil, motor, properti seiring dengan stimulus pada awal 2021.
"Penjualan mobil ritel tumbuh 275,7 persen yoy, meskipun turun 19,3 persen mom. Namun, ini pertanda bagus karena stimulus yang diberikan sejak awal 2021 telah berjalan."