Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mencatat realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada semester I/2021 mencapai Rp252,3 triliun atau 36,1 persen dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp699,43 triliun.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menyampaikan realisasi pada semester I/2021 ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi semester I/2020 yang hanya mencapai Rp124,6 triliun.
Jika dirincikan, realisasi PEN untuk pos perlindungan sosial, yaitu mencapai Rp66,3 triliun atau 43,2 persen dari total pagu sebesar Rp153,86 triliun.
“Perlindungan sosial menjadi kunci untuk mempertahankan daya beli, maka realsiasi di semester I/2021 sudah mencapai 43,2 persen,” katanya dalam Webinar Mid Year 2021 Economic Outlook : Prospek Ekonomi Indonesia Pasca-stimulus dan Vaksinasi, Selasa (6/7/2021).
Dia menyampaikan, dengan diberlakukannya PPKM Darurat, pemerintah akan mendorong percepatan pencairan bansos, termasuk PKH kartu sembako, BLT, bantuan kuota internet, termasuk Kartu Prakerja yang juga kuotanya ditambah.
Pemerintah juga mencatat realisasi program PEN untuk sektor kesehatan telah mencapai Rp47,71 triliun atau sebesar 24,6 persen dari total pagu sebesar Rp193,93 triliun.
Baca Juga
“Tentunya aspek kesehatan yang utama dan menjadi perhatian untuk menghentikan penyebaran Covid-19, termasuk percepatan vaksinasi karena kunci menyelesaikan Covid-19 adalah percepatan vaksinasi,” jelasnya.
Di samping itu, realisasi program PEN untuk dukungan UMKM dan korporasi hingga semester I/2021 telah mencapai Rp51,27 triliun atau 29,8 persen dari total pagu Rp171,77 triliun.
Pos lainnya, pemerintah mencatat realisasi PEN untuk program prioritas telah mencapai Rp41,83 triliun atau 35,7 persen dari pagu sebesar Rp117,04 triliun.
Terakhir, program PEN berupa insentif usaha hingga semester I/2021 telah mencapai Rp45,07 triliun atau sebesar 71,7 persen dari pagu Rp62,83 triliun.