Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Ekspor Impor Ikuti Pola Perkembangan Kasus Covid-19

Sejumlah asosiasi industri mulai menyuarakan kekhawatiran akan turunnya tingkat permintaan jika kasus Covid-19 tidak tertangani dalam dua pekan pelaksanaan PPKM mikro.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan kasus Covid-19 yang diiringi dengan restriksi mobilitas masyarakat diyakini akan berdampak pula pada penurunan aktivitas perdagangan luar negeri. Ekspor berpeluang mengalami penurunan, meski tidak akan sedalam kontraksi impor.

“Polanya setiap ada peningkatan kasus Covid-19 dan diikuti dengan restriksi adalah kegiatan masyarakat yang turun disertai dengan aktivitas produksi dan ekonomi yang berkurang. Begitu pula dari sisi permintaan dan impor juga berpotensi turun,” kata Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, Kamis (24/6/2021).

Faisal memberi contoh aktivitas perdagangan luar negeri sepanjang 2020 yang masih ditopang ekspor meski turun dibandingkan dengan 2019. Tetapi, penurunan impor pada tahun pertama pandemi cenderung lebih dalam.

Dia juga menyatakan penurunan impor terjadi hampir di seluruh golongan barang, baik untuk bahan baku/penolong yang ditujukan bagi industri berorientasi ekspor atau pasar domestik. Sebaliknya, penurunan pada bahan baku untuk produk yang dikonsumsi pasar dalam negeri dia sebut cenderung turun lebih dalam.

“Saat PPKM paruh kedua 2020, ekspor sudah mulai naik. Namun, impor tetap turun meski melambat. Sekarang karena restriksi yang diterapkan adalah PPKM, saya rasa dampaknya tidak sama dengan saat PSBB, efek terhadap penurunan impor akan mirip seperti kuartal IV/2020 dan saat ada lonjakan kasus Januari dan Februari 2021,” lanjutnya.

Dia memperkirakan penurunan impor secara bulanan yang melanjutkan tren musiman pada Mei akan berlanjut pada Juni dan Juli. Jika lonjakan kasus terus berlanjut, bukan tak mungkin kontraksi akan lebih panjang.

Sejumlah asosiasi industri juga mulai menyuarakan kekhawatiran akan tingkat permintaan jika kasus Covid-19 tidak tertangani dalam dua pekan pelaksanaan PPKM mikro. Sebagai contoh, industri alas kaki memperkirakan pelemahan permintaan akan datang dari pasar dalam negeri dan berpengaruh pada pemesanan bahan baku.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper