Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Mikro Diperketat, Bisnis Minimarket Diprediksi Tetap Melesat

Kecenderungan konsumen yang menghindari kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan menjadi faktor pendorong minimatket tetap diminati.
Calon pembeli memilih makanan di salah satu minimarket yang ada di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Calon pembeli memilih makanan di salah satu minimarket yang ada di Jakarta, Senin (18/2/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah penurunan penjualan yang berpotensi melanda sektor fast moving consumer goods (FMCG) akibat pengetatan PPKM mikro, minimarket menjadi segmen yang paling berpeluang untuk tetap dapat meraup cuan.

Associate Director Retailer Vertical NielsenIQ Ernawati mengatakan peluang yang dimiliki minimarket tidak lepas dari kecenderungan konsumen yang menghindari kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan sehingga tren positif yang terjadi pada periode Januari-April 2021 bisa terus berlanjut.

Pada periode tersebut, pangsa pasar penjualan minimarket secara nasional mencapai 39 persen. Sektor ini tumbuh 2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Posisi tersebut tak jauh di bawah segmen toko kelontong yang memiliki pangsa 46 persen dengan pertumbuhan stagnan secara tahunan.

Pertumbuhan tersebut jauh di atas segmen FMCG lainnya, seperti hypermarket dan supermarket dengan pangsa hanya 12 persen, turun 4 persen secara tahunan.

"Walaupun ada pelonjakan kasus Covid-19 dan PPKM mikro diberlakukan, minimarket terus berpeluang untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan April lalu," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (23/6/2021).

Menjadi pos pengeluaran rumah tangga yang dominan selama kuartal I/2021, pertumbuhan penjualan di minimarket didukung oleh penjualan produk dari beberapa kategori dan momentum hari besar keagamaan. Konsumen dilaporkan mulai menyiapkan anggaran belanja kebutuhan Idulfitri sejak 7 pekan sebelum hari-H.

Beberapa produk seperti biskuit, sirup, dan kebutuhan memasak menjadi kontributor utama bagi pemasukan yang diraup oleh pelaku usaha minimarket pada periode tersebut. Selain itu, produk-produk higinis, makanan tahan lama, serta hand sanitizer diyakini bakal menjadi katalis positif pertumbuhan penjualan di minimarket ke depan.

Dilihat dari status konsumen, survei NilesenIQ menjelaskan masyarakat ekonomi menengah ke atas cenderung mengurangi frekuensi belanja. Tetapi, mereka melakukan pembelian dalam jumlah besar.

Di sisi lain, masyarakat kelas menengah yang mempertahankan frekuensi belanja tidak terlalu mengeluarkan banyak uang untuk dibelanjakan. 

Sementara itu, masyarakat ekonomi menengah ke bawah dikatakan cenderung membeli produk yang bernilai ekonomis dalam jumlah banyak sebagai cara mengelola pengeluaran selama pandemi. Kecenderungan tersebut tidak dikatakan bakal berubah dalam beberapa waktu ke depan.

Adopsi berbelanja menggunakan platform daring atau yang lebih dikenal dengan istilah e-commerce juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, khususnya di kalangan masyarakat kelas menengah ke atas. 

NielsenIQ mengungkapkan penetrasi penggunaan platform daring dalam aktivitas belanja masyarakat kelas menengah ke atas pada periode Januari - April 2021 tumbuh 18,9 persen. Sementara penetrasi penggunaan oleh masyarakat menengah 9,1 persen dan kelas menengah ke bawah 4,8 persen.

Namun demikian, kontribusi penjualan di platform e-commerce secara keseluruhan masih sangat kecil dibandingkan dengan medium luring. NielsenIQ mengungkapkan kontribusi penjualan produk FMCG di platform e-commerce masih hanya 3 persen dari total penjualan secara keseluruhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper