Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengawasi secara ketat sebanyak 3 rute internasional lainnya setelah memutuskan untuk menutup rute dari dan menuju ke Perth dan Melbourne, Australia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan ada 3 rute yang masih dikaji secara ketat dan menyesuaikan dengan tingkatnya yakni Jakarta-Amsterdam, Jakarta – Kuala Lumpur, dan Jakarta – Sydney.
Untuk rute internasional lainnya yang masuk dalam status pemantauan adalah dari dan menuju ke Seoul, Korea Selatan.
Kemudian, sambungnya, satu rute lainnya, dari dan ke Singapura juga telah dikurangi frekuensinya. Tetapi, dia tak menyebutkan secara spesifik jumlah pengurangan frekuensi tersebut.
“Kami masih review Amsterdam. Kami review terus-menerus. Tiga rute yang kami amati ketat Amsterdam - Jakarta, Jakarta - Kuala Lumpur dan Jakarta - Sydney. Karena Singapura juga challenging kami kurangi. Yang kami monitor selanjutnya adalah Seoul,” katanya, Senin (21/6/2021).
Adapun dalam mengevaluasi rute internasionalnya saat ini, emiten berkode saham GIAA tersebut telah memastikan untuk menghentikan rute internasional dari dan menuju ke Perth dan Melbourne mulai bulan depan. Kedua rute tersebut dinilai tak menguntungkan bagi maskapai yang identik dengan warna biru tersebut.
Baca Juga
Irfan juga membenarkan bahwa saat ini memang ada sejumlah rute internasional yang bakal dihentikan karena merugi tetapi ada juga rute yang masih dipertahankan karena memiliki potensi ke depannya.
Irfan menjelaskan dengan kondisi saat ini, dimana mayoritas negara menutup pintu perbatasannya, Garuda pun terbang ke rute internasional dengan prioritas penerbangan kargo.
Maskapai pelat merah tersebut banyak mengisi pesawatnya dengan kargo dan sebaliknya mengangkut penumpang dengan kapasitas terbatas dan khususnya melayani repatriasi baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang harus kembali.
“Ke depan kami lihat yang mungkin tidak untung karena kondisi dan tidak mungkin kami naikkan kargo, kami hentikan [penerbangan]. Seperti Melbourne, Perth mulai bulan depan kami hentikan. Osaka sudah kami hentikan. Satu penerbangan ke benua Australia yang masih kami pertahankan yakni Sydney,” ujarnya.
Dia menjelaskan rute ke Sydney tetap dibuka kendati frekuensinya dikurangi hanya menjadi seminggu sekali untuk menjaga setidaknya ada konektivitas. Saat ini, paparnya, Negeri Kangguru telah mengetatkan pergerakan masyarakat untuk masuk ke negaranya.
Bahkan, Irfan menyebutkan sebelumnya otoritas benua hijau hanya memperbolehkan maksimum sebanyak 50 orang untuk masuk ke negaranya. Sebaliknya, untuk penerbangan keluar dari Australia tidak ada pengetatan.
“Jadi kemarin banyak WNI, penerbangan 100 penumpang kembali ke Indonesia. Karena semakin mengetat, yang kami buka Sydney aja seminggu sekali. Penting ada konektivitas,” imbuhnya.