Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) bakal meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan dalam porsi bisnisnya yang dimulai sejak 2020 sampai dengan 2040.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Bisnis Pertamina Iman Rachman mengatakan bahwa strategi bisnis perusahaan pelat merah itu akan mengikuti target bauran energi nasional.
"Pertamina akan mengurangi produk kilang dan akan mulai meningkatkan portofolio energi baru dan terbarukan dari 1 persen pada 2020 menjadi 17 persen pada 2040," katanya dalam webinar The 3rd Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition, Selasa (15/6/2021).
Dia menambahkan, alokasi investasi Pertamina sebagian besar masih dikucurkan untuk proyek-proyek energi konvensional, tetapi investasi energi baru dan terbarukan (EBT) mendapatkan porsi sebesar 9 persen dari total belanja modal atau masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan migas internasional lainnya yang hanya 4 persen.
Guna mengantisipasi pertumbuhan EBT dalam bauran energi Indonesia, Pertamina telah merencanakan beberapa proyek EBT yaitu proyek panas bumi dari 672 megawatt (MW) pada 202 menjadi 1.128 MW pada 2026.
Pertamina telah memulai inisiatif untuk mengutilisasi green hydrogen di Indonesia yang akan digunakan untuk keperluan elektrifikasi dari lapangan panas bumi yang dikelola Pertamina dengan daya potensial sebesar 8.600 kg hidrogen per hari.
Iman melanjutkan, pihaknya juga berpartisipasi dengan holding baterai Indonesia untuk memproduksi baterai pada 2022 dengan total kapasitas 0,2 Gwh hingga 140 GWh pada 2029.
Proyek lainnya adalah gasifikasi dari kilang metanol dengan total kapasitas 1.000 kiloton per tahun. Proyek itu direncanakan onstream pada 2025. Selain itu, Pertamina tengah membangun kilang hijau yang ditargetkan onstream pada 2025.
Sementara itu, proyek EBT lainnya adalah bioenergi, circular carbon economy, serta proyek DME yang juga ditargetkan bakal onstream pada 2025.
"Permintaan energi Indonesia diproyeksikan tumbuh 2,1 persen per tahun hingga tahun 2040. Bauran permintaan energi Indonesia masih bertumpu pada energi fosil, tetapi ada peningkatan pangsa energi baru dan terbarukan," jelasnya.