Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas pada tahun tercatat lebih seret jika dibandingkan dengan realisasi penjualan pada 2019.
Berdasarkan laporan keuangan Pertamina, pada 2020 penjualan minyak bumi di dalam negeri tercatat senilai US$569,45 juta atau lebih rendah 28,22 persen jika dibandingkan dengan penjualan pada 2019 senilai US$793,37 juta.
Sementara itu, penjualan gas alam Pertamina tahun lalu tercatat senilai US$2,26 miliar atau lebih rendah 17,81 persen jika dibandingkan dengan 2019 US$2,75 miliar.
Untuk realisasi ekspor, penjualan minyak bumi Pertamina pada 2020 tercatat senilai US$613,6 juta, lebih rendah 28,67 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$860,32 juta.
Penjualan gas alam untuk pasar ekspor juga tercatat mengalami penurunan pada tahun lalu. Adapun, realisasinya adalah US$604,54 juta atau turun 17,68 persen dibandingkan dengan 2019 US$734,4 juta.
"Pada sektor hulu, sampai akhir 2020, Pertamina telah memproduksi minyak dan gas secara total sebesar 862,7 mboepd, masing-masing produksi minyak mentah 408,4 mbopd dan produksi gas bumi sebesar 2.634,2 MMscfd," ujar Pjs Senior VP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman melalui keterangan pers, Selasa (15/6/2021).
Dia menambahkan bahwa perseroan juga aktif mencari sumber cadangan migas baru melalui kegiatan pengeboran sumur eksplorasi.
Pada 2020, anak usaha hulu Pertamina mampu merealisasikan pengeboran eksplorasi sembilan sumur dan berhasil melakukan survei seismik laut regional 2D (dua dimensi) di wilayah terbuka sepanjang 32.215 km serta survei seismik 3D seluas 755 km persegi.
Dengan demikian, Pertamina dapat menambah cadangan migas proven (P1) sebesar 212,5 MMboe dan realisasi temuan contingent resource (2C) sebesar 287 MMboe.