Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Beijing Dorong Australia Serukan Aliansi G7

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengarahkan pesannya untuk beresonansi dengan peserta G7 lainnya, yang banyak di antaranya telah memiliki pengalaman bentrokan dengan China dalam beberapa tahun terakhir.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison./Reuters-David Gray
Perdana Menteri Australia Scott Morrison./Reuters-David Gray

Bisnis.com, JAKARTA - Ketika ketegangan geopolitik yang memburuk dengan China meluas ke dalam pembalasan perdagangan, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menuju ke Inggris untuk bertemu dengan para pemimpin global minggu ini dengan sebuah pesan untuk melawan telanan Beijing.

Sejak hubungan Australia-China mengalami kemunduran setelah pemerintah Morrison tahun lalu menyerukan agar Beijing mengizinkan penyelidik independen untuk menyelidiki asal-usul pandemi, dia menjadi pendukung vokal untuk memperkuat kemitraan antara negara-negara yang menganut prinsip demokrasi yang serupa.

Australia telah mendorong hubungan keamanan Quad, yang mencakup sekutu utama AS serta Jepang dan India, untuk bertindak sebagai balasan terhadap apa yang dilihatnya sebagai ketegasan China di Indo-Pasifik. Pada saat yang sama, jaringan berbagi intelijen Five Eyes mengeluarkan pernyataan bersama terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia Beijing.

Morrison, yang akan menjadi tamu undangan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersama dengan para pemimpin India, Afrika Selatan dan Korea Selatan, akan mengarahkan pesannya untuk beresonansi dengan peserta G7 lainnya, yang banyak di antaranya telah memiliki pengalaman bentrokan dengan China dalam beberapa tahun terakhir.

Perjalanan itu juga akan mencakup mempertemukan Morrison untuk pertama kalinya dengan Presiden Joe Biden. Morrison akan menyambut fokus Biden di kawasan Indo-Pasifik dan menawarkan dukungan kuat untuk seruannya baru-baru ini untuk meningkatkan dan mempercepat upaya mengidentifikasi asal mula pandemi, menurut kutipan pidatonya yang akan disampaikan di Perth.

“Setelah memimpin seruan untuk penyelidikan independen, tetap pandangan tegas Australia bahwa memahami penyebab pandemi ini sangat penting untuk mencegah yang berikutnya, untuk kepentingan semua orang,” demikian kutipan pidatonya, dilansir Bloomberg, Rabu (9/6/2021).

Bahasa seperti itu telah berulang kali membuat marah China, yang mengatakan pihaknya mendukung upaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menemukan asal virus. Sejak Morrison menjadi pemimpin hampir tiga tahun lalu, hubungan Australia dengan mitra dagang terbesarnya telah anjlok ke titik di mana para menteri Beijing menolak untuk menjawab panggilan telepon dari rekan-rekan mereka di Canberra.

Tarif yang melumpuhkan telah dikenakan pada jelai dan anggur, dan impor batu bara telah diblokir di pelabuhan-pelabuhan China. Eksportir Australia semakin khawatir bahwa pemerintah Morrison membuat pernyataan publik yang tampaknya memicu ketegangan dengan China.

Namun dalam pidatonya, perdana menteri siap untuk menggunakan bahasa yang kuat untuk menggarisbawahi apa yang dia lihat sebagai risiko yang berkembang.

“Wilayah Indo-Pasifik – wilayah Australia – adalah pusat persaingan strategis yang diperbarui. Risiko salah perhitungan dan konflik semakin besar. Dan keunggulan teknologi yang dinikmati secara historis oleh Australia dan sekutu kami berada di bawah tantangan,” katanya.

Dia juga menyerukan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan menyusun ulang badan banding.

Sebelum menghadiri G7 di Cornwall, Morrison akan bertemu dengan rekannya dari Singapura, Lee Hsien Loong, pada Kamis untuk diskusi ekonomi dan keamanan. Setelah kunjungannya ke Inggris, di mana dia berusaha untuk mencapai kesepakatan awal perdagangan bebas dengan pemerintah Johnson, dia akan mampir ke Prancis untuk berbicara dengan Presiden Emmanuel Macron.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper