Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Ekspansif, Kinerja Industri Kimia Malah Melandai

Adapun industri kimia dasar mulai mengharapkan pertumbuhan setidaknya pada level 5-10 persen dari tahun lalu. Bila tercapai, kinerja industri masih jauh dari normal, karena pada tahun lalu sektor ini mengalami kontraksi 30 persen.
Ilustrasi karet ban. /Istimewa
Ilustrasi karet ban. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Industri kimia tengah mengalami penurunan kapasitas pada Mei 2021 di tengah catatan kinerja Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang melonjak di level 55,3.

Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) Michael Susanto Pardi mengatakan pada setiap momentum Lebaran pabrik umumnya mengalami penurunan kapasitas 20-40 persen dari hari biasa. Begitu pula dengan Lebaran periode kemarin.

Oleh karena itu, PMI yang berada di level sangat ekspansif belum disumbang oleh industri ini. "Kami pengiriman ke customers pun tidak efektif secara penuh banyak pabrik yang stop beberapa hari bahkan seminggu. Kami berharap Juni ini mulai normal seperti sebelum Lebaran," katanya kepada Bisnis, Rabu (2/6/2021).

Michael mengemukakan dengan perkembangan terkini dinilai akan cukup sulit untuk mendapatkan pertumbuhan yang maksimal. Tahun lalu, menurutnya banyak pabrikan mengalami kontraksi pada semester II/2020.

Sementara itu semester II/2021 nanti, Akida belum dapat memprediksi kondisi permintaannya. Bahkan, bisa jadi tidak sekuat ketika periode semester I/2020.

"Jadi in total mungkin flat atau naik sedikit dibanding tahun lalu, bedanya harga bahan baku banyak yang naik tahun ini," ujar Michael.

Adapun industri kimia dasar mulai mengharapkan pertumbuhan setidaknya pada level 5-10 persen dari tahun lalu. Adapun tahun lalu industri ini harus mengalami penurunan produksi hingga 30 persen akibat Covid-19.

Sisi lain, Michael juga menyoroti progres vaksin gotong royong yang terasa lambat. Pasalnya banyak perusahaan masih menunggu jadwal hingga mekanisme untuk mendapatkan suntikan tersebut. "Perusahaan yang sudah dapat juga belum semua mungkin hanya 30 persen dari jumlah total karyawan," katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut tingkat ekspansi di sektor manufaktur Indonesia kembali mencapai rekor baru pada Mei 2021. Hal itu pun menjadi sinyal kebangkitan industri.

Hal itu tercermin dari catatan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang menembus level 55,3 pada Mei, sesuai yang dirilis oleh IHS Markit hari ini. Capaian tersebut naik signifikan dibanding bulan April yang berada di posisi 54,6.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper