Bisnis.com, JAKARTA — Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang menembus level 55,3 pada Mei diproyeksi masih akan berlanjut hingga bulan-bulan selanjutnya atau setidaknya hingga kuartal III/2021.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan perhitungan PMI yang melakukan perbanding secara tahunan (yoy) membuat level yang sangat tinggi pada beberapa bulan terakhir ini.
Level ekspansif dengan capaian di atas 50 pun diproyeksi masih akan berlanjut seiring dengan pertumbuhan manufaktur yang dinilai bakal positif mulai kuartal II/2021 ini.
"PMI dan pertumbuhan manufaktur ke depan masih akan maksimal meski beberapa sektor masih terpantau terseok-seok seperti tekstil dan elektronika," katanya kepada Bisnis, Rabu (2/6/2021).
Faisal berharap ke depan progres vaksinasi gotong royong akan lebih cepat sehingga dapat mengurangi restriksi yang masih ada saat ini. Hal itu guna menjaga kinerja positif khususnya untuk manufaktur sampai akhir tahun.
Meski begitu, Faisal menyebut untuk mencapai level ekspansif dengan penyerapan kembali tenaga kerja secara signifikan dinilai belum akan bisa dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, target utama pabrikan saat ini tentu lebih pada peningkatan kapasitas yang rontok akibat pandemi.
"Kalau dari data BPS sudah ada peningkatan tenaga kerja secara agregat, memang masih lambat tetapi dengan semakin ekspansi tentu kebutuhan tenaga kerja akan meningkat," ujarnya.
Faisal pun menilai sejumlah sektor yang sudah mendorong pertumbuhan kendati belum ke arah sebelum pandemi di antaranya kimia-farmasi, logam, besi-baja, dan makanan-minuman.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut tingkat ekspansi di sektor manufaktur Indonesia kembali mencapai rekor baru pada Mei 2021. Hal itu pun menjadi sinyal kebangkitan industri.
Posisi ekspansi tersebut ditandai dengan permintaan baru, output, dan pembelian yang naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei. Bahkan, aspek ketenagakerjaan kembali tumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang semakin meningkat.
"Alhamdulillah, kami sangat bersyukur dan berterima kasih banyak kepada para pelaku industri di tanah air yang masih agresif menjalankan usahanya di tengah dampak pandemi Covid-19 saat ini. Pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim bisnis yang kondusif melalui berbagai kebijakan strategis," katanya, Rabu (2/6/2021).