Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca PMI Rekor Lagi, Pengusaha Khawatirkan Pelemahan, Kenapa?

Apabila pandemi dapat dikendalikan dengan baik dan trennya terus menurun, normalisasi kinerja industri yang terindikasi dari PMI di atas 50 bisa terus terjadi.
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam
Suasana di salah satu pabrik perakitan motor di Jakarta, Rabu (1/8/2018). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Dunia usaha menyebut belum memiliki prediksi ke depan setelah Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang menembus level 55,3 pada Mei 2021.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan ke depannya PMI sangat tergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi, khususnya karena seminggu terakhir tren kasus Covid-19 harian meningkat akibat rendahnya disiplin protokol kesehatan pada masa libur lebaran.

"Kalau kasus harian terus menunjukkan tren yang meningkat sehingga menciptakan kekhawatiran masyarakat atau memicu pengetatan measures pengendalian pandemi kemungkinan PMI akan melemah," katanya kepada Bisnis, Rabu (2/6/2021).

Shinta menyebut kendati demikian kemungkinan besar masih akan terus optimistis atau di atas level 50 juga masih dapat terjadi. Hal itu tentu dengan syarat tren kasus harian Covid-19 bisa kembali menunjukkan penurunan seperti sebelum lebaran.

Pelaku industri pun akan cukup positif bahwa PMI bisa terus ada di level ini atau bahkan lebih tinggi ke depan karena kebutuhan di sisi pelaku usaha untuk mengantisipasi peningkatan demand pasar yang lebih tinggi.

"Dengan kemungkinan peningkatan confidence konsumsi masyarakat ketika penyebaran pandemi turun dan vaksinasi lebih gencar di paruh kedua 2021 nanti. Jadi, sangat tergantung pada faktor pengendalian pandemi. Kami belum bisa pastikan lagi proyeksi ekspansi ke depan," ujarnya.

Prinsipnya, lanjut Shinta, bila pandemi bisa terkendali dengan baik dan trennya terus turun, normalisasi kinerja industri yang diindikasikan PMI di atas 50 bisa terus terjadi.

Pada sisi lain, sebagai salah satu kunci pengendalian Shinta pun menyebut pada tahap satu ini sudah ada 165.000 dosis vaksin yang di alokasikan untuk perusahaan.

"Kami menunggu supply tahap dua semoga vaksin Sinopharm bisa segera datang bulan ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper