Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan berupaya mengurangi tenaga kerja asing (TKA) asal China di Indonesia.
Saat ini, TKA asal Negeri Tirai Bambu bekerja di sejumlah proyek di Tanah Air, seperti di kawasan industri Morowali.
“Kalau teman-teman tanya kenapa yang kita pakai itu tenaga Tiongkok, saya bukan orang bodoh memberikan itu [tenaga kerja] banyak kepada mereka. Saya pasti atur bagaimana supaya mereka dikurangi sebanyak mungkin,” ujar Luhut melalui video konferensi dalam acara halal bihalal Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), dikutip dari tempo.co, Sabtu, (29/5/2021).
Luhut mengeklaim jumlah tenaga kerja China di kawasan industri Morowali saat ini jauh lebih sedikit ketimbang tenaga kerja Indonesia. Dari total 50.000 pekerja, 3.500 di antaranya berkewarganegaraan China sedangkan sisanya adalah pekerja lokal.
Menurut Luhut, tenaga kerja China masih dibutuhkan lantaran negara tersebut menanamkan modal di berbagai kawasan industri di Indonesia. Dengan begitu, tenaga kerja asing akan bertugas melakukan transfer teknologi dan mengawasi jalannya investasi.
“Kalau Anda sebagai pedagang, Aada taruh duit di sana, Anda harus pastikan investasi itu jalan. Tidak mau saya taruh uang diserahkan ke orang lain saja. Alangkah buruknya kalau melakukan itu,” ujar Luhut.
Baca Juga
Di sisi lain, Luhut mengakui berbagai pihak yang mempertanyakan alasan pemerintah banyak menggandeng China sebagai mitra bisnis dan investasi. Luhut beralasan China lebih maju dalam hal teknologi. Negara itu pun tak keberatan membagikan kemampuan teknologinya kepada Indonesia.
Luhut memastikan kerja sama Indonesia dan China menguntungkan dua negara. “Sampai hari ini apa yang kita kerjakan sama-sama untung. Teknologi transfer jalan, perhitungan-perhitungan [bisnis] jalan, kementerian juga menciptakan lapangan kerja yang sangat besar,” ucapnya.