Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II melaporkan sejumlah kesiapan dari aspek operasi Bandara Jenderal Besar Soedirman yang bakal dimulai pada Juni 2021.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan saat ini perseroan sudah tuntas membangun fasilitas sisi udara atau airside. Hal itu meliputi runway berdimensi 1.600 x 30 meter untuk mengakomodir penerbangan pesawat propeller ATR 72-600 dan sejenis, apron seluas 69 x 103 meter dan taxiway dengan lebar 15 meter.
Setelah pembangunan tuntas, Kementerian Perhubungan dan Citilink melakukan proving flight, yang berjalan dengan lancar dan sukses. Dia juga menjelaskan untuk sisi darat atau landside juga sudah diselesaikan pembangunan terminal penumpang dalam rangka beroperasi secara minimum.
“Sementara itu, lanjutnya, personel AP II juga siap mendukung operasi bandara, antara lain dari unit Aviation Security [Avsec], Apron Movement Control [AMC], dan Airport Rescue and Fire Fighting [ARFF] sudah siap, di samping personel administrasi dan maintenance yang juga sudah siap.,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (27/5/2021).
Stakeholder lain yang dipastikan mendukung operasional bandara antara lain ground handling, Pertamina, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes), BMKG, AirNav Indonesia, serta maskapai Citilink, hingga penyedia transportasi moda darat.
“Citilink menyambut positif dan mendukung rencana operasional penerbangan komersial di Bandara Jenderal Besar Soedirman,” ujar Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo.
Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno juga menyatakan kesiapan AirNav Indonesia. Menurutnya, AirNav sudah menyiapkan prosedur, SDM, dan safety assessment untuk layanan navigasi bandara ini.
"Semuanya baik dan siap mendukung pengoperasian bandara Jenderal Besar Soedirman yang rencana dioperasikan pada awal Juni 2021," katanya.
Pada 1 April lalu, saat uji coba pendaratan pesawat Citilink ATR 72-600 telah diterapkan prosedur pendaratan berbasis PBN (Perfomance Based Navigation).
AirNav Indonesia berharap pengoperasian bandara ini dapat mendukung pertumbuhan penerbangan di selatan Jawa dan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.