Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selesai Oktober, Industri Keramik Minta Perpanjang Safeguard

Menjelang berakhirnya safeguard pada Oktober 2021, di mana BMPT turun menjadi 19 persen, dan membuat impor keramik Januari-April 2021 naik 24 persen secara tahunan.
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk. /Bisnis.com
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Industri keramik menilai optimalisasi pemulihan kinerja saat ini terganjal oleh produk impor yang masih terus bertumbuh. Adapun industri ini termasuk kelompok yang mengalami perbaikan lebih cepat dibanding sektor lain, sejak kuartal IV/2020 lalu.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan kinerja industri keramik mulai menunjukkan tren perbaikan dengan tingkat utilisasi saat ini berkisar di level 75 persen. Angka itu mengalami kenaikan dibanding 2020 yang hanya 56 persen.

"Langkah pemulihan industri keramik masih penuh tantangan dan belum mampu sesuai harapan karena gangguan produk impor di mana implementasi kebijakan safeguard yang diberlakukan selama tiga tahun atau 2018–2021 belum berdampak positif bagi kondisi industri keramik nasional," katanya kepada Bisnis, Rabu (26/5/2021).

Edy menyebut data impor sejak 2017 hingga tahun lalu bahkan masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,2 persen.

Asaki memandang pemberlakuan Safeguard dengan besaran bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) 23-21-19 persen masih dapat diantisipasi oleh negara yang dikenai safeguard seperti China, India, dan Vietnam melalui penurunan harga, penurunan ketebalan ubin keramik, pemberian tax rebate atau insentif ekspor, serta devaluasi nilai mata uang.

Menurut Edy, menjelang berakhirnya safeguard pada Oktober 2021, besaran BMTP yang turun ke angka 19 persen, telah memberikan ruang gerak lebih besar bagi produk impor mengisi pasar domestik. Impor selama Januari-April 2021 meningkat tajam atau 24 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Untuk itu, kami telah mengajukan kembali permohonan perpanjangan safeguard kepada KPPI dan telah dilanjuti dengan dimulainya Penyelidikan Perpanjangan Tindakan Pengamanan Perdagangan terhadap Import Barang Ubin Keramik," ujarnya.

Edy mengemukakan pihaknya sangat mengharapkan dukungan pemerintah dalam hal penguatan industri keramik terlebih di tengah resesi perekonomian nasional dengan memperpanjang kembali safeguard dengan tambahan besaran BMTP di atas 30 persen.

Selaras dengan hal tersebut, Asaki menjamin kemampuan pasok di mana masih tersedia idle capacity 25-30 persen dari total kapasitas terpasang industri keramik yang berkisar 550 juta meter persegi.

"Selain gangguan Impor, Asaki juga mendesak segera diimplementasikan harga gas murah untuk industri keramik di Jawa timur. Pasalnya di sana, industri keramik masih harus membayar 34 persen dari total pemakaian gas seharga US$7,98 per mmbtu," kata Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper