Bisnis.com, JAKARTA – Sriwijaya Air mengklaim adanya sedikit peningkatan permintaan dan pendapatan memasuki periode Mei 2021 dibandingkan dengan periode Februari 2021 – April 2021, khususnya selama periode pra dan pasca peniadaan mudik.
Direktur Niaga Sriwijaya Air Group Henoch Rudi Iwanudin mengatakan prospek bisnis maskapai pada tahun ini sudah mulai menunjukkan peningkatan. Kondisi tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat soal menjaga protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19. Menurutnya kekhawatiran yang selama ini menghantui masyarakat untuk bepergian secara perlahan sudah mulai pudar.
Masyarakat, sebutnya, mulai menjaga diri dan terbiasa dengan protokol kesehatan dan sudah berani menggunakan kembali moda transportasi udara utamanya untuk kepentingan baik berlibur maupun penugasan.
Apalagi dengan dilakukannya secara serentak program vaksinasi oleh pemerintah. Tren peningkatan, sebutnya, terjadi pada periode Mei tahun ini dalam periode pra larangan mudik dan pasca larangan mudik 2021.
“Untuk saat ini yang dapat disampaikan adanya sedikit peningkatan sales and revenue apabila dibandingkan dengan periode Februari-April 2021,” ujarnya, Senin (24/5/2021).
Ke depannya, perencanaan bisnis Sriwijaya pun mulai disesuaikan dengan tren yang berkembang di masyarakat. Di antaranya dengan melihat rute-rute yang punya potensi, serta terus menggali potensi kargo. Bahkan beberapa program sudah dipersiapkan untuk merangsang kembali minat penumpang. Namun dia belum memerinci program tersebut.
Baca Juga
Kendati adanya penaikan baik pendapatan maupun penumpang pada Mei ini, maskapai dengan jenis layanan medium ini belum bisa memprediksikan nasib bisnisnya. Hal itu lantaran dinamika perjalanan udara saat ini masih terus mengikuti kebijakan - kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang berkaitan dengan kondisi pandemi.
Berdasarkan dokumen internal memo yang dikutip Senin (24/5/2021), Direktur Sumber Daya Manusia Sriwijaya Air Anthony Raimond Tampubolon mengatakan dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan yang saat ini mengalami likuiditas semakin menurun akibat wabah virus Covid-19 berkepanjangan yang berdampak pada menurunnya operasi perusahaan ada sejumlah langkah yang diambil oleh manajemen.
Di antaranya Sriwijaya Air akan memberikan kebijakan uang pisah bagi karyawan yang sedang dirumahkan baik pegawai tetap maupun PKWT yang bermaksud mengundurkan diri. Besaran uang pisah bergantung masa kerja karyawan.
Bagi karyawan yang bekerja lebih dari 1 tahun dan kurang dari 3 tahun diberikan uang pisah 1 bulan gaji. Adapun, karyawan yang bekerja lebih dari 3 tahun dan di bawah 6 tahun diberikan uang pisah 2 bulan gaji. Selanjutnya untuk karyawan yang bekerja di atas 6 tahun akan diberikan uang pisah 3 bulan gaji.
Sriwijaya Air juga membebaskan biaya penalti kontrak kerja tetapi tidak termasuk pinjaman dana perusahaan bagi karyawan yang disetujui permohonan pengunduran dirinya. Perseroan juga mengubah kebijakan pengupahan kepada karyawan yang sedang dirumahkan dari imbal jasa 25 persen menjadi 10 persen dari gaji pokok.