Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) menyatakan pembebasan lahan menjadi alasan tertahannya perkembangan konstruksi di setidaknya dua ruas tol perseroan.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan pembebasan lahan kerap menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan di lapangan. Menurutnya, salah satu tantangan yang dimaksud adalah tidak adanya akses ke area konstruksi jalan tol.
"Hutama Karya terus melakukan upaya persuasif dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti pejabat pembuat komitmen [PPK)] lahan, Badan pertanahan Nasional [BPN], dan pihak lainnya untuk mempercepat proses pembebasan lahan," katanya kepada Bisnis, Jumat (21/5/2021).
Tjahjo menyatakan proses konstruksi akan lebih cepat jika pembebasan lahan lebih cepat. Hutama Karya mencatat setidaknya ada tiga jalan tol yang memiliki progres pembebasan lahan kurang dari 50 persen, yakni Pekanbaru—Bangkinang (46 persen), Padang—Sicincin (20 persen), dan Binjai—Langsa (5 persen).
Namun, ketiga ruas tol tersebut memiliki perkembangan konstruksi yang jauh lebih tinggi dari proses pembebasan lahannya.
Adapun, perkembangan konstruksi pada ruas Pekanbaru—Bangkinang telah mencapai 65 persen, Padang—Sicincin sekitar 40 persen, dan Binjai—Langsa di kisaran 37 persen.
"Perusahaan fokus pada konstruksi di area lahan yang telah bebas dan mendapat izin konstruksi dari pemilik tanah yang berada di sekitar proyek Padang—Sicincin dan Binjai—Langsa," ucapnya.
Selain itu, Tjahjo mengatakan progres konstruksi lebih besar karena konstruksi sudah mendapat izin dari pemilik tanah sebelum tanah bebas secara administrasi.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menyampaikan tiga ruas sirip jalan tol Trans—Sumatra selesai dibangun pada tahun ini. tiga ruas tersebut adalah pertama ruas tol Pekanbaru—Bangkinang dengan panjang mencapai 40 kilometer.
Kedua, ruas tol Tebing Tinggi—Pematang Siantar, seksi Kuala Tanjung—Pematang Siantar sepanjang 96,5 km.
Ketiga, ruas tol Bengkulu—Taba Penajung yaitu seksi Kota Bengkulu—Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah sepanjang 17,6 km.
"Insyaallah tahun ini ada tiga ruas sirip tol Trans—Sumatra pak yang akan selesai. Kalau backbone-nya tetap ditargetkan tuntas 2024," katanya.