Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menilai target pertumbuhan ekonomi 7 persen pada kuartal II/2021 bukanlah hal yang sulit dicapai.
Menurutnya, penopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini masih dari sektor konsumsi dan beberapa faktor penopang lainnya, seperti perdagangan internasional.
Misalnya, pada perdagangan internasional, ekspor dan impor pada Maret 2021 mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, dengan masing-masingnya tercatat tumbuh 30,47 persen dan 25,73 persen secara tahunan. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh faktor low based effect.
“Kalau dibandingkan kuartal I/2020 dengan kuartal I/2021, maka itu [target 7 persen] bukan hal yang sulit untuk dicapai, tapi harus tetap dijaga variabelnya, yang paling signifikan adalah konsumsi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (19/5/2021).
Sementara itu, sektor konsumsi yang berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia juga mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tercermin dari peningkatan indeks keyakinan konsumen.
IKK pada Februari 2021 tercatat telah kembali ke jalur optimis, yaitu sebesar 101,5. Tren tersebut membaik jika dibandingkan dengan 2020 lalu. Hal ini tentunya juga didorong oleh belanja masyarakat kelas menengah atas.
“Sepanjang 2020 kelas menengah atas menahan uangnya, membeli emas, atau masuk ke pasar saham, tapi tidak belanja di sektor riil, tercermin dari DPK [dana pihak ketiga] di perbankan yang naik hingga 2 digit,” jelasnya.
Di samping itu, indikator yang juga mendukung perbaikan konsumsi, di antaranya perbaikan kinerja di sektor ritel, peningkatan penjualan mobil sebagai dampak dari relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), serta konsumsi yang meningkat saat periode Ramadan dan Idulfitri.