Bisnis.com, JAKARTA – Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2021 dapat tembus di atas 6 persen. Perkiraan tersebut tidak jauh dari target pemerintah yaitu sebesar 7 persen. Sebelumnya, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal I/2021 masih terkontraksi sebesar 0,74 persen.
Head of Macroeconomic & Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina mengatakan pertumbuhan positif di kuartal II/2021 dapat terjadi karena low-base effect yang disebabkan oleh kontraksi ekonomi pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya.
“Walaupun ada faktor [low base effect] karena tahun lalu kita [mengalami] kontraksi cukup dalam. Namun, rebound-nya juga akan ditopang oleh perbaikan aktivitas ekonomi di kuartal II/2021,” ujar Dian dalam Media Gathering: Economic Outlook & Industry 2Q21, Rabu (19/5/2021).
Beberapa faktor pendukung pertumbuhan berasal dari belanja pemerintah yang memang sudah menjadi salah satu pendorong utama yang positif pada PDB kuartal I/2021. Perinciannya, belanja modal pemerintah cukup meningkat signifikan untuk proyek infrastruktur yang sempat tertunda di 2020.
Selain itu, belanja untuk anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang satunya membiayai pembelian vaksin, juga ikut berpotensi mendorong pertumbuhan positif di kuartal II/2021. Menurut Dian, program vaksinasi yang relatif on-track dapat mendukung prospek pemulihan ekonomi ke depan.
Untuk keseluruhan 2021, Dian memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh hingga 4,4 persen. Adapun, hal tersebut dapat terjadi dengan syarat pengendalian peningkatan kasus Covid-19 dapat dilakukan agar tidak terjadi lonjakan kasus.
“Tentunya ini on the back of asumsi pengendalian Covid-19-nya tetap bisa di-push, jangan sampai kehilangan kendali seperti yang terjadi di India,” jelasnya.