Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Ungkap Perbedaan Tantangan Pemulihan Ekonomi AS, Eropa, dan Asia

Menurut Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro tantangan yang sangat berbeda dihadapi oleh AS dan negara-negara Asia juga Eropa.
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Kota New York, AS/Bloomberg
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Kota New York, AS/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memaparkan perbedaan tantangan pemulihan ekonomi yang dihadapi oleh tiga kawasan dunia yaitu Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Menurut Andry, tantangan yang sangat berbeda dihadapi oleh AS dan negara-negara Asia. Pasalnya, AS kini menghadapi tantangan dalam mengatur ekspektasi inflasi, sementara Asia cenderung lebih fokus pada menahan peningkatan kasus Covid-19.

Untuk Amerika Serikat, tantangan yang dihadapi adalah ekspektasi tingkat inflasi yang mengacu pada kebijakan suku bunga acuan dari The Fed.

“Sepanjang 2021 ini, isu kalau dari sisi Amerika Serikat apakah nanti benar ekonomi [AS] akan sangat dengan cepat kemudian mendorong angka inflasi di atas target The Fed,” ujar Andry dalam Media Gathering: Economic Outlook & Industry 2Q21, Rabu (19/5/2021).

Menurut Andry, kini pasar sedang menunggu respons kebijakan moneter dari The Fed terkait suku bunga acuan. Pasalnya, tingkat vaksinasi di AS kini semakin meningkat secara agresif.

Berikutnya, tantangan yang dihadapi negara-negara di kawasan Eropa adalah peningkatan kasus Covid-19 yang menyebabkan beberapa negara kembali menerapkan lockdown untuk menahan laju penyebaran virus.

“Pertanyaannya apakah Eropa akan mengikuti jejak Amerika Serikat untuk mulai reopening [membuka kembali] lagi sehingga ekonominya akan pulih,” jelas Andry.

Lalu, tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di kawasan Asia adalah turunnya ekspektasi perekonomian global karena kegagalan dalam menahan laju penyebaran virus di negara masing-masing.

Pada akhirnya, perbedaan tantangan yang dihadapi berbagai belahan dunia dikhawatirkan menyebabkan divergence pada pemulihan ekonomi global. Hal tersebut berpotensi membuat respon kebijakan yang berbeda-beda.

“Tantangannya bagi negara-negara emerging market, kalau belum siap menghadapi kenaikan suku bunga acuan, maka dampaknya adalah pelarian modal,” ujar Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper