Bisnis.com, JAKARTA - Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada tahun ini diperkirakan mengalami pelebaran dari 2020 lalu yang tercatat sebesar -0,4 persen dari PDB Indonesia.
VP Economist Bank Permata Josua Pardede memperkirakan CAD 2021 berpotensi melebar hingga ke kisaran minus 1 persen dari PDB Indonesia.
“Defisit transaksi berjalan pada tahun 2021 ini diperkirakan akan cenderung melebar ke kisaran -0,6 hingga -1 persen terhadap PDB,’ katanya kepada Bisnis, Senin (17/5/2021).
Menurutnya, pelebaran defisit transaksi berjalan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan impor yang sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, terutama didorong oleh impor bahan baku dan barang modal.
“Di sisi lain, kinerja ekspor juga diperkirakan akan tetap tumbuh mempertimbangkan pemulihan ekonomi global pada tahun 2021 ini,” jelasnya.
Sementara itu, Josua memperkirakan neraca perdagangan pada April 2021 akan mengalami surplus sebesar US$1,17 miliar, lebih rendah dari dari bulan sebelumnya yang tercatat surplus $1,57 miliar.
Baca Juga
Penurunan surplus neraca perdagangan ini dipengaruhi oleh laju bulanan ekspor yang melambat lebih dalam dibandingkan laju bulanan impor.
Dia memperkirakan kinerja ekspor akan tumbuh sebesar 43,5 persen secara tahunan atau turun 4,9 persen secara bulanan. Sementara itu, impor diprediksi akan tumbuh 29,87 persen secara tahunan atau turun 3 persen secara bulanan.