Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Cadangan Devisa di April Topang Kinerja Defisit Transaksi Berjalan

Sejalan dengan kuatnya cadangan devisa, Bank Mandiri memperkirakan surplus akan terjadi pada neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan akan tetap rendah.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Cadangan devisa bulan April yang menunjukkan peningkatan diperkirakan akan mendukung kinerja baik bagi defisit transaksi berjalan tahun ini.

Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada April 2021 tercatat sebesar US$138,8 miliar.

Posisi ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 yang tercatat sebesar US$137,1 miliar. Kenaikan cadangan devisa didorong oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan pihaknya melihat Indonesia berpeluang untuk mencetak surplus neraca pembayaran (balance of payment) sebesar US$5 hingga US$7 miliar pada tahun ini dibandingkan US$2,6 miliar tahun lalu.

"Ini bisa terjadi seiring dengan defisit transaksi berjalan yang terkendali dan diharapkan menormalisasi arus modal masuk di neraca modal dan finansial," ungkap Andry dalam laporannya, Jumat (7/5/2021).

Adapun, defisit transaksi berjalan diperkirakan sebesar 1,88 persen, naik dari tahun lalu sebesar 0,48 persen.

Namun, Andry melihat level ini masih lebih rendah dari rata-rata level selama 3 tahun terakhir.

Sementara itu, dia yakin neraca perdagangan akan mengalami surplus sepanjang kuartal I/2021.

"Ini berkat performa yang solid dari ekspor yang ditopang dengan harga komoditas yang lebih tinggi dan pemulihan ekonomi di berbagai negara, terutama China dan AS," ungkapnya.

Selanjutnya, Andry melihat surplus akan menyusut pada semester kedua tahun ini seiring dengan impor yang meningkat akibat akselerasi pemulihan ekonomi.

Pemulihan, lanjutnya, juga akan ditopang oleh kenaikan aktivitas investasi yang mendorong permintaan untuk barang modal dan bahan baku.

"Pengadaan vaksin Covid-19 juga akan menaikkan impor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper