Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa optimistis Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia akan menurun seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi pada 2021 dan 2022.
ICOR Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 8,16 pada 2021 dari posisi 2019 yang saat itu tercatat sebesar 6,88. ICOR diperkirakakan akan kembali menurun ke level 6,24 pada 2022.
“ICOR tahun 2022 diperkirakan lebih rendah, sehingga investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih efisien,” katanya dalam Acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2022, Kamis (29/4/2021).
Sejalan dengan itu, pemerintah memproyeksikan total kebutuhan investasi pada 2022 akan mencapai Rp5.891,4 hingga Rp5.931,8 triliun.
Dari total kebutuhan tersebut, dibutuhkan sekitar 81,9 hingga 84 persen kontribusi investasi swasta. Pasalnya, investasi pemerintah diperkirakan hanya akan mencapai sekitar 7,5 hingga 8,4 persen dan belanja modal BUMN mencapai 8,5 hingga 9,7 persen.
Jumlah investasi yang besar ini dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6 persen dan pada 2022 pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia akan tumbuh dalam rentang 5,4 hingga 6 persen.
Baca Juga
Suharso menjelaskan, pemerintah sebelumnya memiliki visi untuk untuk menjadi negara berpendapatan tinggi (high income country) pada 2045 diperkirakan Indonesia bisa keluar dari middle income trap pada 2036.
Namun, pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian juga berdampak pada kinerja pembangunan dan mengganggu upaya Indonesia untuk bisa keluar dari middle income trap.
Untuk itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus didorong hingga ke level 6 persen jika ingin keluar dari middle income trap sebelum 2045.
“Apabila pertumbuhan ekonomi kita hanya 5 persen, bahkan hitungan sederhana kita pada 2045 pun kita belum bisa keluar dari middle income trap,” ujarnya.