Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapid Test Pakai Alat Bekas, AP II Setop Layanan di Bandara Kualanamu

AP II memutuskan untuk menyetop layanan rapid test di Bandara Kualanamu usai ditemukan adanya oknum yang menggunakan alat bekas.
Calon penumpang pesawat udara berada di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (13/2/2019)./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Calon penumpang pesawat udara berada di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (13/2/2019)./ANTARA FOTO-Septianda Perdana

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) menutup sementara fasilitas layanan tes kesehatan di Bandara Kualanamu Medan menyusul ditangkapnya empat petugas Kimia Farma yang terbukti menggunakan alat tes swab bekas kepada calon penumpang.

Direktur Komersial PT Angkasa Pura Solusi, anak usaha PT Angkasa Pura II, Yundriati Erdani mengatakan layanan tersebut ditutup hingga waktu yang belum ditentukan sampai kondisi kembali kondusif.

"Dengan ditutupnya layanan tersebut, untuk sementara ini penumpang bisa menggunakan layanan tes Covid-19 drive thru yang juga masih berada di area Bandara Kualanamu yang dikelola oleh pihak lain," ujarnya, Rabu (28/4/2021).

Sejauh ini, pihaknya tidak menemukan peristiwa yang sama seperti di bandara bekode KNO tersebut.

"Kami sangat menyesalkan terjadinya hal tersebut yang dilakukan oleh oknum dari Kimia Farma diagnostika. Kami sedang melakukan evaluasi menyeluruh terkait kerja sama kami dengan berbagai mitra," imbuhnya.

Yundriarti lantas menjelaskan sebagai salah satu upaya mitigasi ke depan, pihaknya akan melakukan perbaikan dalam proses pengawasan di lapangan secara berkala dan akan mempercepat digitalisasi proses layanan di airport health center.

Menurutnya digitalisasi mungkin bukan satu-satunya solusi. Namun diharapkan dengan menerapkan digitalisasi yang dimulai dari langkah sebelum pemesanan layanan sampai dengan proses paling akhir, semua pengguna layanan dan petugas layanan akan terdata.

Tak hanya itu, secara hasil tes juga akan otomatis terdata dan bisa dianalisis kecenderungannya. Alhasil apabila terdapat temuan data yang tidak lazim, akan lebih mudah terdeteksi.

Di sisi lain, sambungnya, kunci penting lainnya juga adalah proses monitoring di kantor pusat perihal fasilitas kesehatan peejalanan logistik serta pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Yang kemarin menggunakan pre order hanya di front end. Yang akan kami lengkapi adalah sampai ke back end-nya, seperti yang sudah kami terapkan pada layanan GeNose di beberapa bandara. Sistem sampai back end juga akan kami kembangkan integrated ke inventory logistiknya," imbuhnya.

Sejumlah upaya tersebut merupakan bagian dari mitigasi yang dia harapkan tak lagi terjadi fraud yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper