Bisnis.com, JAKARTA — Bea dan Cukai mencatat Indonesia telah mengimpor sebanyak 66,29 juta dosis vaksin sepanjang tahun berjalan untuk memenuhi besarnya kebutuhan vaksinasi.
Importir terbesar adalah Bio Farma, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Dit. Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kementerian Kesehatan.
“Itu data per 26 April 2021, jadi sepanjang tahun ini,” kata Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Syarif Hidayat kepada Bisnis, Selasa (27/4).
Kemenko Marves tercatat hanya melakukan importasi sebanyak 1.900 dosis vaksin Sinopharm, sedangkan Dit. Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kemenkes sebanyak 4,98 juta dosis Astra Zeneca.
Adapun, sisanya diimpor oleh Bio Farma. Jenis vaksin yang diimpor oleh perusahaan tersebut adalah Sinovac. “Impor Kemenko Marves memang jumlahnya sangat sedikit,” ujar Syarif.
Kementerian Keuangan mencatat, realisasi insentif bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) untuk impor vaksin serta alat kesehatan terkait dengan penanganan Covid-19 hingga pekan ketiga April 2021 mencapai Rp1,56 triliun.
Baca Juga
Dana yang digunakan untuk pembebasan bea masuk serta PDRI impor vaksin senilai Rp1,13 triliun. Insentif pembebasan bea masuk dan PDRI tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No. 188/2020.
“Rp1,13 triliun dinikmati untuk pembebasan bea masuk dan PDRI untuk impor vaksin di Indonesia,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat impor vaksin pada maret 2021 maupun pada kuartal pertama tahun ini meningkat sangat signifikan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyampaikan nilai impor vaksin pada Maret 2021 mencapai US$178,7 juta.
“Nilai impor vaksin untuk manusia di Maret US$178,7 juta, artinya naik 102,5 persen dari bulan lalu,” katanya, Kamis (15/4/2021).
Sementara itu, impor vaksin pada secara kumulatif pada kuartal I/2021 tercatat melonjak sangat tinggi. Suhariyanto mengatakan, total nilai impor pada kuartal pertama 2021 mencapai US443,4 juta atau naik hingga 1.315 persen.