Bisnis.com, JAKARTA – Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah termasuk kawasan ekonomi khusus (KEK) terbaik, kata Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) Enoh Suharto.
Dia menuturkan KIK ditetapkan sebagai KEK berdasarkan PP No. 85/2019 dan Dewan Nasional KEK pun telah melakukan evaluasi terhadap KEK Kendal dan menyatakan KEK Kendal siap beroperasi.
“Kami telah melakukanevaluasi 15 KEK di seluruh Indonesia dan kinerja KEK Kendal sangatlah baik dan termasuk yang terbaik di antara KEK," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Selasa (27/4/2021).
Salah satu fasilitas yang diberikan untuk KEK adalah adanya kantor administrator yang berperan penting menyukseskan KEK. Administrator ibarat pintu gerbang bagi investor sehingga para penanam modal dapat merasakan kemudahan dalam mendapatkan fasilitas fiskal dan nonfiskal.
"Untuk Kawasan Industri Kendal kantor administrator sudah siap beroperasi sejak 23 April 2021 dengan resmi dilakukan berita acara serah terima," kata Enoh.
Bupati Kendal Dico Ganinduto menuturkan status KEK dapat mempermudah investasi dan KIK dapat menjadi pilihan terbaik untuk berinvestasi di Jateng. Menurutnya, KEK Kendal dapat menjadi role model untuk kawasan lainnya.
Baca Juga
“Tentunya kalau kawasan ekonomi khusus lebih mempermudah investasi dengan adanya insentif yang diberikan, dan harapannya menjadi kawasan industri yang berbeda, menjadi opsi terbaik untuk berinvestasi di Jawa Tengah. Pemerintah daerah juga akan proaktif dalam memberikan support supaya kawasan Industri di Kendal lebih cepat berkembang, dan bisa menjadi percontohan untuk kawasan industri lainnya," tuturnya.
Dia berharap dengan adanya Kawasan Industri Kendal, branding kota Kendal bisa menjadi lebih baik. Selain itu, KIK juga telah berkontribusi untuk membuka lapangan pekerjaan.
"Kami berharap KIK dapat bersinergi untuk membangun Kendal, tidak hanya industri, melainkan juga pariwisata dan UMKM sehingga dapat meningkatan perekonomian di Kendal," ucap Dico.
Presdir PT KIK Stanley Ang menuturkan impian KIK adalah bisa menyabung antara investor dalam KIK dengan industri dan UMKM di luar secara holistik sehingga bisa mempercepat perekonomian Kendal dan Jateng.
Dia menjelaskan sampai akhir Maret 2021, jumlah investor di KIK mencapai 66 dengan total investasi Rp19,2 triliun.
